REPUBLIKA.CO.ID, Suatu hari Hasan, Putra Ali ra, melintasi sebuah daerah yang dihuni para pengemis. Saat cucu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam itu lewat, mereka sedang menggelar tiker sambil memakan potongan-potongan roti di pinggir jalan.
Mereka memakan sisa-sisa makanan itu dengan lahap. Dari atas keledainya, Hasan mengucapkan salam kepada mereka. Mereka menjawab salam dan berkata,"Mari kita makan wahai cucu Rasulullah SAW."
Hasan menjawab,"Baiklah karena Allah tidak menyukai orang yang sombong."
Setelah turun dan duduk bersama di pinggir jalan itu, Hasan pun naik kendaraannya lagi seraya berucap," Saya telah memenuhi panggilan kalian untuk bergabung dengan kalian, maka untuk itu penuhilah undangan saya untuk datang ke rumahku."
Orang-orang miskin di jalan itu serentak menjawab,"Baiklah."
Kemudian Hasan menentukan waktu dan mereka pun dengan senang menghadirinya karena Hasan sengaja menyediakan makanan mewah dari mereka. Dalam jamuan itu, cucu Rasulullah kembali makan bersama mereka.
Dalam hadisnya, Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang tidak memenuhi undangan pengundang maka ia tidak mematuhi Allah dan Rasul-Nya." (HR Bukhari-Muslim).
Lewat hadis ini, dalam Islam tidak ada perbedaan antar si miskin dan si kaya mengenai urusan etika memenuhi undangan. Sikap sombong sangat dibenci dalam Islam, juga menyalahi sunah. Sudah sewajarnya, setiap Muslim memenuhi undangan tanpa memandang status sosial dan lainnya.
Sumber: Pahala itu Mudah