REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Iblis membuat tipu daya terhadap mayoritas manusia sehingga mereka mengingkari adanya hari kebangkitan. Kemudian mereka menganggap bahwa dihidupkannya manusia kembali setelah jasadnya hancur lebur ialah suatu hal yang mustahil terjadi.
Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi dengan pentahqiq Syekh Ali Hasan Al Halabi, Iblis memberi dua tuduhan keraguan (syubhat) kepada mereka.
Pertama, Iblis memperlihatkan kepada akal mereka ihwal lemahnya unsur yang akan digunakan untuk menghidupkan manusia kembali (yakni tanah, unsur inti penciptaannya). Kedua, bercampurnya bagian-bagian pembentuk tubuh manusia yang telah tercerai berai di dalam tanah.
Mereka juga mengutarakan argumentasi: "Kadang hewan memangsa hewan yang lain, lalu bagaimana dia bisa dihidupkan kembali?"
Alquran mengabarkan syubhat Iblis dan yang terjerat olehnya. Mengenai syubhat pertama Allah SWT berfirman:
اَيَعِدُكُمْ اَنَّكُمْ اِذَا مِتُّمْ وَكُنْتُمْ تُرَابًا وَّعِظَامًا اَنَّكُمْ مُّخْرَجُوْنَ ۖ ۞ هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ لِمَا تُوْعَدُوْنَ ۖ
"Adakah dia menjanjikan kepada kamu, bahwa apabila kamu telah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, sesungguhnya kamu akan dikeluarkan (dari kuburmu)? Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu," (QS Al Mu'minun ayat 35-36).
وَقَالُوْٓا ءَاِذَا ضَلَلْنَا فِى الْاَرْضِ ءَاِنَّا لَفِيْ خَلْقٍ جَدِيْدٍ ەۗ بَلْ هُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّهِمْ كٰفِرُوْنَ "Dan mereka berkata, “Apakah apabila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami akan berada dalam ciptaan yang baru?” Bahkan mereka mengingkari pertemuan dengan Tuhannya," (QS As Sajdah ayat 10).
Ini merupakan keyakinan mayoritas orang Arab Jahiliyah. Jawaban syubhat pertama, lemahnya unsur yang akan digunakan untuk menghidupkan manusia pada kali kedua, yaitu tanah.
Syubhat tersebut dibantah dengan unsur yang digunakan untuk menciptakan manusia pertama kali, yaitu air mani yang kemudian menjadi segumpal darah hingga dia menjadi segumpal daging.
Di samping itu, nenek moyang manusia sendiri, Nabi Adam berasal dari tanah. Yang patut dijadikan catatan ialah tidaklah Allah SWT menciptakan sesuatu yang bagus kecuali dari unsur yang rendah. Allah menciptakan manusia dari air mani, menciptakan burung merak dari telur yang rusak, menciptakan pohon yang hijau dari biji yang busuk.
Seharusnya, yang diperhatikan adalah kekuatan serta kemampuan Sang Pencipta, bukan lemahnya unsur yang digunakan untuk mencipta sesuatu. Maka dengan melihat kepada kemahakuasaan Pencipta, akan terjawablah syubhat kedua yang mengiringi syubhat pertama ini.
Jawaban syubhat kedua, umat sudah memperlihatkan contoh menyatunya kembali sesuatu yang tercerai berai. Butiran-butiran emas yang berserakan di daratan, apabila diberi sedikit air raksa, niscaya serpihan-serpihan emas itu akan menyatu meskipun telah berserakan. Lantas bagaimana dengan kuasa ilahi yang di antara kemampuan-Nya adalah diciptakannya sesuatu bukan dari sesuatu yang lain?
Seandainya umat mampu mengubah tanah menjadi bentuk manusia, niscaya dia tidak akan terwujud dengan sempurna. Karena manusia itu hidup menurut nyawanya, bukan menurut badannya yang berbentuk kurus, gemuk, dan dari kecil menjadi besar. Apa pun bentuknya, dia tetap sebagai manusia asal punya nyawa.
Salah satu bukti paling menakjubkan yang menunjukkan adanya hari Kebangkitan adalah Allah SWT telah menampakkan melalui tangan para nabi-Nya sesuatu yang lebih besar daripada kebangkitan, yaitu tongkat Nabi Musa yang dapat berubah menjadi ular hidup, keluarnya unta dari batu besar, serta Allah memperlihatkan hakikat kebangkitan melalui tangan Nabi Isa yang sanggup menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang yang buta sejak lahir, dan orang yang berpenyakit kusta dengan izin Allah.