REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada banyak mukjizat yang terjadi sepanjang hayat Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah kemampuan untuk memberikan informasi yang akan terjadi di masa depan.
Terdapat sejumlah peristiwa yang diberitahukan Rasulullah SAW dan itu terjadi saat beliau masih hidup. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, ketika Rasulullah SAW berbicara dengan para syuhada yang meninggal dalam Perang Badar. Hal ini seperti dalam hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik.
Dalam hadits itu, Anas menyampaikan dia sedang bersama Umar bin Khattab di antara Makkah dan Madinah, dan mereka sama-sama melihat bulan sabit. "Aku termasuk orang yang tajam penglihatan sehingga aku dapat melihatnya. Aku berkata kepada Umar, 'Tidakkah engkau melihatnya?' Umar berkata, 'Aku akan melihatnya ketika aku berbaring di tempat tidurku'. Dia kemudian menceritakan kepada kami tentang para ahli Badar.
Dia (Umar) berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah SAW telah memperlihatkan kepada kita tempat kematian mereka kemarin'. Beliau bersabda, 'Ini tempat kematian fulan besok jika Allah menghendaki dan ini tempat kematian fulan besok jika Allah menghendaki'. Mereka kemudian meninggal dunia di tempat itu. Aku (Anas) berkata, 'Demi Yang mengutusmu dengan membawa kebenaran tidaklah mereka melangkah untuk itu. Mereka dibantai di tempat itu'. Nabi SAW kemudian memerintahkan agar mereka dimasukkan ke dalam sumur. Beliau SAW mendatangi mereka dan bersabda 'Wahai fulan dan fulan, apakah kalian telah menemukan apa yang Allah janjikan kepada kalian sebagai suatu kebenaran? Sesungguhnya Aku telah menemukan apa yang Allah janjikan kepadaku sebagai suatu kebenaran'.
Umar berkata, 'Ya Rasulullah, apakah Engkau sedang berbicara dengan suatu kaum yang telah menjadi bangkai? Beliau menjawab, 'Tidaklah kalian lebih dapat mendengar apa yang aku katakan daripada mereka. Hanya saja mereka tidak dapat menjawab'." (HR Muslim)
Imam Nawawi mengatakan, riwayat tersebut menunjukkan mukjizat yang jelas. Ibnu Hubaira mengatakan, apa yang disampaikan dalam riwayat tersebut merupakan bukti kenabian Nabi Muhammad SAW. Nabi SAW bisa mengetahui tempat para sahabat dibunuh dan meninggal oleh kaum musyrik sebelum Perang Badar terjadi.
Kedua, ketika Nabi Muhammad SAW yang berada di Madinah berencana berencana membebaskan kota Makkah karena saat itu kaum kafir di Makkah telah melanggar perjanjian Hudaibiyah. Namun, Hatib bin Balta'ah melakukan pengkhianatan kepada umat Muslim.
Dia menulis surat melalui seorang wanita yang bernama Sarah kepada orang-orang musyrik di Makkah, untuk mengabarkan bahwa Nabi SAW berencana menyerang Makkah. Saat itulah ternyata Rasulullah SAW mengetahui pengkhianatan itu setelah diberitahu Allah SWT melalui malaikat Jibril.
Lantas Rasulullah SAW langsung memerintahkan Ali bin Abi Thalib dan beberapa sahabat lain untuk menyusul perempuan yang membawa surat tersebut. Setelah ditemukan, perempuan tersebut tidak mau memberikan suratnya. Ali memaksa perempuan itu sehingga akhirnya dia diberikanlah surat tersebut dan para sahabat pun mengetahui pengkhianatan Hatib.
Ibnu Hajar menyebutkan, "Salah satu wujud kenabian Nabi Muhammad adalah ketika Allah SWT menginformasikan kepada Nabi SAW tentang perbuatan Hatib dan seorang wanita."
Ketiga, kisah tentang gugurnya tiga sahabat Nabi SAW pada Perang Mutah, yaitu Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abu Thalib, dan Abdullah bin Rawahah.
Sebelum ada kabar dari medan pertempuran Mutah tentang gugurnya tiga panglima itu, Nabi SAW telah menyampaikan kepada umat Islam soal syahidnya Ja'far, Abdullah dan Zaid. Umat Muslim pun berduka, padahal ketiga panglima masih di medan perang. Jarak keberadaan Nabi SAW dan lokasi perang Mutah pun sangat jauh.
Karena itu, ini juga bentuk kenabian Nabi Muhammad SAW, yang menerima wahyu dari Allah SWT. Anas berkata dalam sebuah riwayat, "Nabi SAW menyampaikan kabar duka wafatnya Zaid, Ja'far, dan Abdullah bin Rawahah, sebelum ketiganya kembali ke Madinah atau kabar wafatnya mereka. Nabi SAW menjelaskan kepada para sahabat tentang apa yang terjadi dalam pertempuran...." (HR Bukhari)
Sumber: Islamweb