REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam merupakan pribadi-pribadi yang mempesona dan memikat. Mereka lebih mencintai akhirat ketimbang dunia dan seisinya.
Salah satunya, kisah tentang Abu Daz Alghifari. Suatu hari, seorang laki-laki melayangkan pandangannya ke setiap pojok rumah Abu Dazar, lalu gagal melihat perabotan di sana. "Hai Abu Dzar di mana barang-barangmu," tanya lelaki tersebut.
Dijawablah pertanyaan itu,"Kami punya rumah yang lain di akhirat, barang-barang kami yang bagus telah kami kirimkan ke sana."
"Tapi bukankah Anda memerlukan juga barang-barang itu di rumah ini (dunia)," tanya Lelaki itu.
"Tapi yang punya rumah (Allah) tidak membolehkan kami tinggal di sini berlama-lama," kata Abu Dzar.
Kedua, para sahabat Rasulullah merupakan ulama dan mengamalkan ilmu. Lihatlah Ibnu Abbas, yang rajin menuntut imu hingga mencengangkan para ulama besar. Masruq bin Ajda (Ulama Tabiin) pernah berkata, "Paras Ibnu Abbas sangat elok. Bila berbicara dia sangat fasih. Bila menyampaikan hadis, dia sangat ahli. Rumah Ibnu Abbas bagai perpustakaan pada zamannya,"
Ketiga, para sahabat Rasulullah memiliki sifat displin dan patuh (Jundullah). Hampir semua sahabat Rasulullah terlibat dalam peperangan. Strategi Khalid bin Walid kini dipelajari di West Point, AS. Majnah bin Tsaur Assadusy dikenal sebagai pembobol benteng Tustar dan penakluk Panglima Hurmuzan dari Persia.
Keempat, para sahabat Rasulullah memiliki sifat sabar dan santun. Rasulullah pernah berkata kepada Zaid Alkhair," Dalam pribadi terdapat dua perkara yang disukai Allah dan Rasul-Nya, yakni kesabaran dan penyantun."