REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika, putra Umar bin Khattab menangis saat pulang ke rumah. Kepada ayahnya, dia bercerita bagaimana teman-temannya mengoloknya lantaran mengenakan baju kumal.
Umar memahami kesedihan anaknya itu. Namun, dengan gajinya sebagai khalifah hanya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terpikirlah oleh Umar untuk mengajukan pinjaman ke bendahara negara.
Ditulislah sebuah surat berisi pengajuan pinjaman sejumlah empat dinar. Sebagai jaminannya, Umar bersedia dipotong gajinya sebagai ganti pinjaman tersebut.
Lalu dibalaslah surat tersebut oleh bendahara negara. "Saya tidak dapat meluluskan pinjaman Anda sebesar empat dirham, dengan jaminan memotong gaji Anda bulan depan. Namun, sebelumnya tolong Anda jawab terlebih dahulu pertanyaan berikut dengan jujur, apakah Anda dapat memastikan akan hidup sampai bulan depan,"
Membaca surat itu, Umar menangis. Ia bersungkur sujud dan memohon ampunan Alllah. Lalu, Umar membalas surat tersebut dengan mengucapkan terima kasih karena telah diingatkan.