REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khalifah Umar bin Khattab dikenal karena ketegasannya. Tak heran, ia mendapat julukan al-Faruuq. Ketegasan Umar tersebut bisa dilihat dari sejumlah riwayat.

Suatu hari, Umar tengah menjenguk orang yang sakit. Sang khalifah menyewa seekor kuda. Dalam perjalanannya, Umar sempat beristirahat dan menaruh ikat kepalanya pada sebuah ranting. Fokus berzikir, Umar lupa mengambil kembali ikat kepalanya.

Ketika cukup jauh dari tempatnya beristirahat, ada seseorang yang memberikan isyarat kepada Amirul Mukminin bahwa ada barangnya yang tertinggal. Umar kemudian berhenti. Kepada yang memberi isyarat, Umar meminta izin untuk menitipkan kudanya. Umar pun berjalan kaki untuk mengambil ikat kepala yang tertinggal.

Orang tersebut bingung. "Wahai Amirul Mukminin, mengapa Anda harus berjalan kaki sementara Anda bisa menaiki kuda atau Anda bisa menyuruh saya untuk mengambilnya,"kata dia.

Umar pun menjawab. "Saya tidak mau menyuruh Anda. Anda bukanlah seseorang yang saya upah kemudian saya suruh seenaknya. Usulmu agar saya menaiki kuda tidak bisa diterima, karena kesepakatan saya dengan pemilik kuda ini adalah pergi ke rumah yang saya tuju. Lagi pula, saya dan pemilik kuda tidak membuat kesepakatan bahwa membolehkan engkau menunggang kuda ini,"tegas Umar.

Ikuti Whatsapp Channel Republika