REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Al-Azhar adalah universitas global terintegrasi tertua. Bangunan ikonik ini menjadi salah satu masjid dan lembaga pendidikan terpenting di Mesir dan dunia Islam.
Koridornya mampu menampung jutaan siswa dan guru. Dengan banyaknya jumlah pengajar dan mahasiswa yang ada, membuat Al-Azhar menjadi sumber utama ilmu pengetahuan bagi seluruh umat Islam.
Dilansir di Egypt Today, Senin (5/4), masjid dan Universitas Al-Azhar telah didirikan selama lebih dari seribu tahun. Bangunan ini telah memikul tanggung jawab ilmiah, religius, patriotik, dan peradabannya terhadap masyarakat dan seluruh bangsa Islam.
4 April menjadi penanda peringatan berdirinya Masjid Al-Azhar. Bangunan ini menjadi salah satu kontribusi terpenting negara Fatimiyah di Mesir pada tahun 970 M.
Menurut situs resmi Al-Azhar Al-Sharif, Masjid Al-Azhar didirikan oleh Jawhar Al-Saqli, Panglima Fatimiyah Khalifah Al-Muizz Li Din Allah, pada Jumada Al-Awwal 24 359 H atau 4 April 970 M, setahun setelah berdirinya kota Kairo. Butuh waktu hampir 27 bulan untuk membangunnya.
Bangunan ibadah ini lantas dibuka untuk sholat pada hari Jumat, 7 Ramadhan 361 H, sesuai dengan tanggal 21 Juni 972 M.
Al-Azhar segera berubah menjadi universitas ilmiah, dan disebut Masjid Al-Azhar. Hal ini dikaitkan dengan Fatimah al-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW dan istri Imam Ali bin Abi Thalib, yang kemungkinan besar berafiliasi dengan Fatimiyah.
Al-Azhar mendapat perhatian besar dari para Sultan Mamluk sejak era Al-Zahir Baybars. Selain itu, Masjid Al-Azhar pada era Ottoman (923-1213 H = 1517-1789 M) tetap menjadi perhatian para khalifah dan penguasa mereka di Mesir.