REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam matematika, istilah pi sudah tidak asing lagi didengar. Apalagi jika hendak mengukur keliling sebuah lingkaran.
Pi merupakan konstanta untuk menghitung ukuran, luas, dan volume pada lingkaran, bola, dan kerucut. Perlu diketahui, Islam berkontribusi dalam akurasi konstanta pi.
Dekan Institut Sejarah Ilmu Pengetahuan Arab di Aleppo Suriah, Profesor Moustafa Mawaldi mencatat kontribusi Islam tersebut terjadi antara tahun 800 sampai 1500 Common Era (CE). Kontribusi itu termasuk adanya Bapak Aljabar Muhammad al-Khwarizmi.
Dia adalah seorang matematikawan dan penulis Al-Quhi. Selain al-Khwarizmi, ada pula sarjana Polymath, Abu al-Rayhan al Biruni dan Jamshid al-Kashi.
Berdasarkan sejumlah karya seperti Archimedes dari Yunani dan Astronom India Brahmagupta dan Aryabhata, Muslim lebih jauh menyempurnakan akurasi dari pi. Yang paling menonjol, yaitu karya Muslim Persia al-Kashi pada 1380-1429 CE. Dia menghitung sendiri nilai pi yang diketahui ke tempat desimal ke-16, jauh melebihi upaya dari semua ilmuwan pada masa itu.