Jumat 26 Mar 2021 13:32 WIB

5 Penyebab Orang Berpaling dari Kebenaran Islam

Ketidaktahuan terhadap ajaran Islam picu berpaling dari kebenaran

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Ketidaktahuan terhadap ajaran Islam picu berpaling dari kebenaran. Ilustrasi Islam
Foto:

Kedua, terpengaruh tradisi Yahudi dan Nasrani. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah riwayat:

 لتتبعن سننَ من قبلكم شبرًا بشبرٍ ، وذراعًا بذراعٍ ، حتى لو سلكوا جحرَ ضبٍّ لسلكتموه . قلْنا : يا رسولَ اللهِ ، اليهودُ والنصارى ؟ قال : فمن ؟ 

"Kalian pasti akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta hingga seandainya mereka manempuh (masuk) ke dalam lubang biawak kalian pasti akan mengikutinya". Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah yang baginda maksud Yahudi dan Nashrani?". Beliau menjawab: "Siapa lagi (kalau bukan mereka)? " 

Ketiga, ketidaktahuan tentang agama. Ini mejadi penyebab orang menjadi sulit dan berpaling dari kebenaran. Hal ini juga berlaku kepada para peneliti yang tidak menerima Islam dari sumber aslinya, mereka malas dan berpuas diri dari studi orientalis tentang Islam. 

Untuk itu penting bagi para penuntut ilmu agar mempelajari Islam langsung dari sumber-sumber yang murni. 

Keempat, mengikuti hawa nafsu dan syahwat. Mereka yang mengikuti hawa nafsu dengan sikap melampui batas dalam urusan agama, dan syahwat sikap melampaui batas dalam urusan dunia.  

Saat orang acuh terhadap agama, dia akan sibuk mengikuti keinginannya, bahkan dia bisa disibukkan sampai ajal menjemputnya. Kemudian juga mereka yang terjerumus ke dalam dosa, dan terus mengikutinya, dia ingin terus berada dalam kesenangan seperti minum minuman keras dan lainnya. 

Dosa disebut dapat mengalihkan perhatian seseorang dari hal-hal yang terpenting dalam kehidupan, dan membawanya lupa dari akhirat.

Kelima, gangguan psikologis. Ini menjadi salah satu penyimpangan dalam kebenaran. Dalam kehidupan dunia ini terdapat kebahagiaan dan kesedihan, kesehatan, dan penyakit, pertemuan dan perpisahan, kekayaan dan kemiskinan. 

Ketika seseorang menghadapi musibah dan tidak dapat beradaptasi dengan situasi yang baru hingga menyebabkan gangguan dalam psikologis. Maka ini dapat berdampak negatif pada keyakinannya, dan dia kemungkinan bisa terjerumus ke dalam ekstrimisme, bahkan hingga menyangkal keberadaan Allah SWT. Allah SWT berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنۡ يَّعۡبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرۡفٍ‌ ‌ۚ فَاِنۡ اَصَابَهٗ خَيۡرٌ اۨطۡمَاَنَّ بِهٖ‌ ۚ وَاِنۡ اَصَابَتۡهُ فِتۡنَةُ اۨنقَلَبَ عَلٰى "Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata" (QS Al-Hajj: 11).

 

 

Sumber: islamweb 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement