REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Rasulullah SAW diriwayatkan membaca doa iftitah secara beragam. Salah satu doa iftitah yang dibaca oleh Rasulullah diriwayatkan oleh Sayyidina Umar, yang mana periwayatan atas doa tersebut dipilih oleh Imam Ahmad dengan beberapa alasan.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitab Fikih Shalat menjelaskan beberapa alasan mengapa Imam Ahmad memilih doa iftitah riwayat Sayyidina Umar. Antara lain:
Pertama, karena Sayyidina Umar mengeraskan bacaannya dan mengajarkan kepada para sahabat.
Kedua, isinya mengandung beberapa kalimat yang utama. Sebab seutama-utama kalimat setelah Alquran adalah kalimat tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Maka cakupan isinya menjadi satu bersama takbiratul ihram.
Ketiga, mengandung pujian kepada Allah dengan tulus dan ikhlas. Di samping juga mengandung permohonan doa, sedangkan pujian kepada Allah lebih utama dibandingkan dengan doa.
Keempat, doa-doa iftitah yang dibaca Rasulullah SAW pada shalat malam. Oleh karena itu Sayyidina Umar membaca doa ini dan mengajarkannya kepada para sahabat lain pada shalat fardhu.
Kelima, doa iftitah ini mengandung pujian kepada Allah dan juga informasi mengenai kesempurnaan sifat-sifat dan kemulian-Nya. Berbeda dengan doa-doa iftitah yang lain.
Ketujuh, orang yang memilih wajhatu wajhiya berarti kurang sempurna, karena dia mengambil satu kalimat dan meninggalkan sebagian yang lain. Berbeda dengan doa iftitah dengan redaksi Subhanakallahuma, yang mana doa ini mencakup segalanya.