Jumat 19 Mar 2021 08:44 WIB

Bahasa Arab: Dulu Pasang, Kini Surut

Apakah bahasa Arab adalah bahasa terkuat di dunia?

Bahasa Arab: Dulu Pasang, Kini Surut
Foto:

Dia mengatakan bahwa hanya ada satu dho yang dipakai untuk banyak bunyi. Bukan hanya untuk bunyi dho dalam kata dhower, melainkan juga untuk bunyi dodo, ndodok, dolan, dikandani, muda, daan lain-lainnya. Jadi tidak khas.

Sementara dalam huruf hijaiyyah (alphabet Arab) ada huruf dhod  (ض  (, di samping huruh-huruf lain dengan bunyi yang bagi lidah (tongue) Indonesia sering dibaca hampir sama, yaitu dho’  (  (ظ, dal ( د)  dan dzal  ذ) (. Berbeda dengan orang non-Arab (‘ajam), orang Arab penutur asli (natiqy) sangat fasih dan terang benderang dalam membedakan keempat huruf tersebut. Walhasil, huruf dhod memang unik dan khas bahasa Arab. Itulah kenapa bahasa Arab disebut bahasa Dhod (lughatu al-dhod).

Kemampuan bertahan

Di samping klaim yang unik tersebut, bahasa Arab itu, kata banyak orang, juga dikenal sebagai bahasa yang paling indah di dunia (the world’s most beautiful language). Dr. Nurcholish Madjid, yang juga sarjana Sastra Arab itu, dan dia sama sekali bukan orang Arab, saking merasakan begitu hebatnya bahasa Arab sampai menyebutnya secara dramatis sebagai mukjizat Ilahi (lihat Pesan-Pesan Takwa Nurcholish Madjid: Kumpulan Khutbah Jum’at di Paramadina, Jakarta, 2000, hal. 189).

Saya rasa mukjizat di sini bukan terutama dalam hal keindahan saja, sebab bagaimanapun juga keindahan itu, sebagaimana kecantikan, sifatnya subyektif, atau bahkan nisbi, dan karena itu tidak bisa dipaksakan. Dalam pandangan Cak Nur, kata mukjizat tersebut memang terutama dilihat dari sudut kemampuan bahasa Arab bertahan setelah ribuan tahun yang luar biasa itu. Bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa Semitik yang telah berusia ribuan tahun (A Semitic language that is thousands of years old) yang sampai hari ini masih bertahan hidup.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement