Rabu 17 Mar 2021 17:50 WIB

Kaum Quraisy Melakukan Negosiasi dengan Nabi Muhammad

Keislaman Hamzah dan Umar memaksa tokoh Quraisy memikirkan strategi lain.

Kaum Quraisy Melakukan Negosiasi dengan Nabi Muhammad. Suasana kehidupan suku Quraisy di Makkah, masa lalu. (liustrasi)
Foto:

“Lakukan saja.” Beliau kemudian membaca ayat,

حمٓ (1)  تَنزِيلٞ مِّنَ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ (2)  كِتَٰبٞ فُصِّلَتۡ ءَايَٰتُهُۥ قُرۡءَانًا عَرَبِيّٗا لِّقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ (3) بَشِيرٗا وَنَذِيرٗا فَأَعۡرَضَ أَكۡثَرُهُمۡ فَهُمۡ لَا يَسۡمَعُونَ (4)  وَقَالُواْ قُلُوبُنَا فِيٓ أَكِنَّةٖ مِّمَّا تَدۡعُونَآ إِلَيۡهِ وَفِيٓ ءَاذَانِنَا وَقۡرٞ وَمِنۢ بَيۡنِنَا وَبَيۡنِكَ حِجَابٞ فَٱعۡمَلۡ إِنَّنَا عَٰمِلُونَ (5)

“Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan. Mereka berkata: “Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula),“ (Q.S. Fushilat 41: 1-5).

Rasulullah terus membaca dan membaca ayat-ayat tersebut, sementara Utbah menyimaknya dengan serius. Dia menumpukkan kedua tangannya di belakang punggung. Ketika sampai pada ayat sajdah, Rasulullah bersujud, lalu berkata, “Engkau telah mendengar semuanya Abu Walid. Sekarang terserah engkau!” (Ar-Rahiq al-Makhtum, hal, 133)

Utbah berdiri menemui teman-temannya yang menyaksikan dari jauh perubahan rona wajahnya. Sepertinya Utbah terpengaruh dengan ayat-ayat yang dibacakan Nabi.

Benar saja sikap Utbah mulai berubah. Dia mencoba meyakinkan teman-temannya untuk membiarkan Nabi: “Aku telah mendengar perkataan yang belum pernah kudengar sama sekali. Demi Allah, ini bukan syair, bukan sihir, bukan pula tenung. Saudara-saudara Quraisy, patuhilah aku, percayalah padaku. Biarkanlah orang ini dengan keyakinannya. Jauhi dia. Sungguh, perkataannya yang kudengar tadi benar-benar akan menjadi berita besar. Apabila bangsa Arab mau menerimanya, dengan kehadirannya kalian tidak membutuhkan bangsa lain. Namun, jika dia mampu menguasai bangsa Arab maka kekuasannya akan menjadi kekuasaan kalian pula, kemuliaannya akan menjadi kemuliaan kalian juga, dan kalian akan menjadi manusia paling berharga karena orang ini.” (Ar-Rahiq al-Makhtum, hal 134)

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement