REPUBLIKA.CO.ID, Dalam kitab Tadzkirah al-Auliya karangan Imam Fariddudin Attar mencatat sebuah riwayat yang menceritakan Imam asy-Syafi'i menolak pemberian harta seseorang.
Syahdan, ada seseorang yang memiliki harta melimpah. Dia pun mengirimkan banyak harta bendanya ke Makkah. Ia memerintahkan untuk membagikannya kepada orang-orang fakir. Kemudian, orang yang diamanahi untuk membagikan harta itu datang kepada Imam asy-Syafi'i.
Imam kelahiran Gaza itu bertanya, "Bagaimana pesan pemilik hartanya?" Pertanyaan itu dijawab sang utusan, "Sesungguhnya pemilik harta ini telah berpesan kepadaku: Berikan harta ini pada orang-orang yang bertakwa."
Imam asy-Syafii pun berkata,"Aku memang orang fakir, tapi aku bukan orang yang bertakwa." Dan sang imam pun menolak pemberian harta itu.
Sikap pengarang kitab al-Umm ini sesuai dengan dalil dalam Alquran, "Maka janganlah kalian mengatakan diri kalian suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS an-Najm: 32).
Terkait ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir menjelaskan,"Memuji diri sendiri dan merasa besar diri serta membanggakan amal sendiri yang semakna dengan QS an-Nisa ayat 49: "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun."