REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di balik penciptaan Nabi Adam AS dan Nabi Isa AS ternyata ada keajaibannya.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Alquran. Surat Ali Imran ayat 59-61. Allah SWT berfirman:
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ "Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia." (QS Ali Imran: 59)
Allah SWT menunjukkan bahwa penciptaan Nabi Isa AS yang tanpa ayah tidak dikecualikan dari kekuasaan Allah SWT. Karena Nabi Adam AS juga diciptakan dengan cara yang mirip. Keduanya diciptakan sama-sama tanpa ayah. Berikutnya adalah surat Ali Imran Ayat 60. Allah SWT berfirman:
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ "Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu." Ayat ini menunjukkan kebenaran tentang kenabian Nabi Isa AS yang berasal dari Allah SWT.” Selanjutnya adalah surat Ali Imran Ayat 61. Allah SWT berfirman:
فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ
"Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta."
Baca juga : Belum Ada Kepastian Penyelenggaraan Haji dari Arab Saudi
Dalam ayat tersebut, Allah SWT menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW tentang jawaban atau bantahan terhadap orang-orang yang mempertanyakan kenabian Nabi Isa AS. Saat itu ada orang-orang Nasrani yang datang, lalu mendebat mengenai Nabi Isa dan mereka beranggapan bahwa Isa adalah anak Allah dan salah satu sesembahan.
Lebih lanjut, hadits riwayat Bukhari dari jalur Hudzaifah menyebutkan sebagai berikut:
عن حذيفة قال: جاء العاقب والسيد صاحب نجران إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم، يريدان أن يلاعناه، قال: فقال أحدهما لصاحبه: لا تفعل، فو الله لئن كان نبيًّا فلاعناه، لا نفلح نحن ولا عقبنا مِن بعدنا، ثم قالا للنبي صلى الله عليه وسلم: إنا نعطيك ما سألتنا وابعث معنا رجلًا أمينًا.. فقال: «لأبعثنَّ معكم رجلًا أمينًا حقَّ أمين»، فاستشرف لها أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم، فقال صلى الله عليه وسلم: «قُم يا أبا عبيدة بن الجراح»، فلما قام قال رسول الله صلَّى الله عليه وسلَّم: هذا أمين هذه الأمة
Al-`Agib dan As-Sayyid, pemuka Najran, yang datang kepada Rasulullah. Mereka berdua bermaksud untuk mengajak mubahalah dengan Nabi, lalu salah seorang dari keduanya berkata kepada yang lainnya, "Jangan kau lakukan hal itu. Demi Allah, jikad ia itu seorang Nabi, lalu kita saling melaknat dengannya, maka kita dan keturunan kita tidak akan beruntung."
Setelah itu keduanya berkata, "Kami akan memberikan apa yang kamu minta. Utuslah bersama kami seseorang yang dapat dipercaya, dan jangan engkau utus kecuali orang yang benar-benar jujur."
Beliau pun bersabda, "Aku pasti akan mengutus seseorang yang benar-benar dapat dipercaya untuk ikut bersama kalian." Para Sahabat pun berharap mendapat kehormatan sebagai utusan beliau. Lalu beliau bersabda, "Berdirilah, ya Abu `Ubaidah bin Al-Jarrah." Ketika Abu `Ubaidah berdiri, Rasulullah bersabda, "Ini adalah orang yang dapat dipercaya dari umat ini."
Sumber: alukah