Senin 08 Mar 2021 22:14 WIB

Fakta Terabaikan di Balik Ramalan Dukun Menurut Ibnu Katsir

Ibnu Katsir menegaskan kebohongan dukun di balik ramalan mereka

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
 Ibnu Katsir menegaskan kebohongan dukun di balik ramalan mereka. Ilustrasi dukun
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Ibnu Katsir menegaskan kebohongan dukun di balik ramalan mereka. Ilustrasi dukun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Apa yang disampaikan para dukun atau peramal atau sejenisnya pada dasarnya adalah bohong dan hasil curian jin dari langit. 

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Asy-Syu'ara Ayat 221-223.  Allah SWT berfirman: 

Baca Juga

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَىٰ مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ "Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta."

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyampaikan faidah atas surat Asy-Syu’ara Ayat 221-223. Dia menjelaskan, mereka yang dimaksud adalah para penguping pembicaraan di langit sehingga mereka mendengar perkataan dengan ilmu ghaib. Mereka pun menambahkan apa yang mereka dengar dengan seratus kebohongan.

Setelah itu diberikan kepada wali mereka yang dalam hal ini adalah dukun, peramal atau sejenisnya. Hingga kemudian banyak orang yang percaya pada omongan dukun tersebut. Padahal apa yang disampaikan itu kebohongan.

Hal itu sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Aisyah. Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah SAW soal keberadaan dukun-dukun. Lalu Nabi SAW menjawab:  

إنهم ليسوا بشيء". قالوا: يا رسول الله، فإنهم يحدثون بالشيء يكون حقًّا؟ فقال النبي صلى الله عليه وسلم: "تلك الكلمة من الحق يخطفها الجني، فيقرقرها في أذن وليه كقرقرة الدجاجة، فيخلطون معها أكثر من مائة كذبة

"Mereka (para dukun) bukanlah apa-apa." Lalu mereka berkata, "Wahai Rasulullah! Tapi terkadang apa yang mereka sampaikan itu benar." Rasulullah SAW bersabda lagi, "Perkataan yang nyata (benar) itu adalah perkataan yang dicuri jin, kemudian dibisikkan ke telinga walinya (dukun), lalu mereka campur-adukkan kebenaran itu dengan seratus kedustaan." (HR Bukhari)

Sumber: alukah 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement