Orang yang membuntuti Nabi sungguh tercengang melihat apa yang terjadi. Nanti setelah Abu Jahal datang kepada tempat orang-orang Quraisy berkumpul dia bercerita: “Celaka kalian, demi Tuhan, dia datang langsung menggedor pintu rumahku, aku mendengar suaranya, tiba-tiba aku merasa sangat gentar. Aku keluar menemuinya. Sungguh di atas kepalanya ada unta jantan, yang tidak pernah kulihat unta jantan yang garang, kekar dan bertaring seperti itu. Demi Allah, andaikan aku tidak menuruti, ia pasti telah memangsaku.” (Ibn Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah, jilid 4, hal 156)
Tidak hanya Abu Jahal, Uqbah ibn Abu Mu’aits, pernah juga akan membunuh Nabi. Ibn Katsir menceritakan dalam kitabnya al-Bidayah wa an-Nihayah (jilid 4, hal. 157) Ketika Nabi melaksanakan shalat di depan Ka’bah, tiba-tiba Abu Mu’aits menghampiri beliau dan langsung menjerat leher Nabi keras-keras dengan bajunya.
Untunglah peristiwa itu dilihat Abu Bakar yang segera datang membantu Nabi. Abu Bakar menyatakan kepada Abu Mu’its seperti yang dikatakan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir’aun yang menyembunyikan imannya.
Allah SWT berfirman:
…أَتَقۡتُلُونَ رَجُلًا أَن يَقُولَ رَبِّيَ ٱللَّهُ وَقَدۡ جَآءَكُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ مِن رَّبِّكُمۡۖ وَإِن يَكُ كَٰذِبٗا فَعَلَيۡهِ كَذِبُهُۥۖ وَإِن يَكُ صَادِقٗا يُصِبۡكُم بَعۡضُ ٱلَّذِي يَعِدُكُمۡۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي مَنۡ هُوَ مُسۡرِفٞ كَذَّابٞ
“…Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu”. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (Q.S. Ghafir 40:28 .