Saat menafsirkan ayat 29 Shaad, Syekh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi berkata, "Maksudnya adalah memahami sedikit demi sedikit ayat-ayat tersebut, berpikir tentangnya, memperdalam pengamatan ke dalamnya sehingga memahami hidayah-hidayah yang dikandungnya." (Lihat Adhwa'ul Bayan 6/344).
Syekh Ibn Qoyyim Al-Jauziy juga mengatakan, seorang hamba akan selamat dunia akhirat jika senantiasa mentadaburi Alquran, karena akan mendapatkan petunjuk-petunjuk dari Alquran, tentang kebaikan dan keburukan, hak dan batil sehingga mengokohkan fondasi keimanannya, tidak akan tersesat selamanya dalam menjalani kehidupannya.
Begitu juga kata Ustadz Teguh, jika mampu mentadaburi al-Fatihah ayat demi ayat dengan baik, insya Allah sholat pun menjadi lebih khusyu', bahkan bisa meneteskan air mata, minimal hatinya menangis jika dibaca secara perlahan-lahan. "Dan sholat pun terasa lebih nikmat," katanya.
Ustadz Teguh menyarankan, agar dapat mentadaburi surat Al-fatihah yang sering kita baca setiap harinya, maka perlu memahami tafsirnya terlebih dahulu. Dalam hal ini kata Ustadz Teguh, dia mengambil tafsirnya dari beberapa kitab tafsir seperti tafsir jalalain, tafsir Ibnu Katsir, dan lain-lain.
Kata Ustadz Teguh, dia memilih dan memendekkan atau meringkas tafsirnya kemudian menulis kalimat-kalimat tadabur yang sesuai dengan tafsirnya dan lebih mudah untuk ditadaburi, setelah itu dia mengaitkan tadabur ayat dengan tadabur ayat sebelumnya.
"Sehingga mudah-mudahan lebih mudah untuk ditadaburi dan lebih tersentuh ke hati, khususnya bagi para pemula,” katanya. Dengan catatan sangat memungkinkan bagi tiap orang punya cara tadabur yang berbeda walaupun pemahaman tafsirnya sama.