REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mimbar Salahuddin al-Ayyubi memiliki keunikan tersendiri dan rahasia yang aneh. Saat dibuat, mimbar ini berisi lebih dari 3.568 potongan kayu tanpa ada paku yang ditancapkan padanya. Mimbar ini dikenal dengan sebutan Mimbar Salahuddin al-Ayyubi.
Mimbar tersebut dibangun atas perintah Nur al-Din, raja di Aleppo pada 1168 M untuk ditempatkan di Masjid Al-Aqsa setelah menaklukkan kota tersebut. Mimbar ini dibuat di Damaskus oleh perajin paling terampil dan terbuat dari kayu bertatahkan gading dan eboni serta memiliki gerbang yang menjulang.
Di atasnya ada mahkota, lalu tangga mencapai lengkungan di atasnya, dan balkon kayu. Di dalamnya ada 12 ribu potongan kayu yang saling terkait yang membentuk mimbar dan dianggap sebagai ayat dalam seni dan keindahan.
Ini memiliki prasasti, tulisan Alquran, dan sejarah. Mimbar Al-Aqsa dibangun Raja Nuruddin Abul Qasim Mahmud bin 'Imaduddin Zengi (Nur al-Din) di Aleppo, 20 tahun sebelum kota itu diduduki. Para perajin menyelesaikannya dalam dua tahun.
Nur al-Din membuat mimbar dari kayu murni (eboni), menghubungkan kayunya satu sama lain dengan cara (saling mengunci) tanpa menggunakan paku.
Baca juga : Nakes Pria Mandikan Jenazah Covid Wanita Bagaimana Hukumnya?
Hal ini agar mimbar dengan pembuatannya merepresentasikan tubuh bangsa melalui komunikasi dan kerja sama serta saling menguatkan tanpa tekanan dari benda asing di atasnya.
Ibn Shamah berkata dalam bukunya (Al-Rawdatain fi Akhbar al-Dawlatayn), "Nur al-Din dan Salahuddin membangun masjid dan sekolah seperti mereka membangun kastil dan benteng."
Hikmahnya adalah bahwa kastil dan benteng membutuhkan prajurit beriman yang pandai membuat kematian dan kemartiran dan mereka tahu bagaimana Tuhan dapat membantu orang-orang beriman atas orang-orang kafir, sehingga mereka sabar dan sabar dan mereka membeli surga dan kemenangan dengan darah dan uang mereka.