Sabtu 20 Feb 2021 18:34 WIB

3 Catatan Penting Adopsi Anak Menurut Gus Baha

Gus Baha memberikan catatan penting tentang hukum adopsi anak

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Bayi baru lahir (ilustrasi)
Foto:

“Seseorang harus disebut dengan nama ayahnya, itu cara kalau mau adil menurut Allah. Sebab, anak adopsi nanti pasti menumbuhkan sifat sombong. Nah, ini kekhawatiran yang kedua, melahirkan sifat sombong. Bisa saja dia tidak siap mempunyai ayah yang tidak jelas hidupnya,” ujar dia.

Lebih lanjut Gus Baha mengatakan selain dicatat nasabnya, anak adopsi harus mengetahui silsilah keluarganya dan jumlah saudaranya. Jika anak tersebut tersinggung karena dianggap anak angkat, berarti anak itu sombong dan harus dikembalikan ke keluarganya.

Kekhawatiran yang ketiga adalah tidak maksimal tercapai tujuan awal dari adopsi anak. Mayoritas orang mengadopsi karena ingin menolong miskin. Menurut Gus Baha, jika memang itu alasannya dari segi sosial, mengapa tidak memberikan bantuan orang miskin.

“Misalnya, anak yang diadopsi itu minta motor seharga Rp 20 juta, dibelikan sama orang tuanya. Kalau dilihat, Rp 20 juta itu bisa diberikan ke fakir miskin atau santri. Berapa banyak santri yang dapat? Kalau diberikan kepada orang shaleh, santri, masyarakat, setiap orang dapat sejuta pasti akan sangat bersyukur dan mendoakan kita,” jelas dia.

Terlepas dari tiga hal itu, Gus Baha menyebut tetap boleh jika mengadopsi anak hanya sekadarnya saja. Bisa tetap dibiayai tapi dikembalikan kepada orang tua. Nantinya, anak itu akan mendapat kasih sayang dan tidak menjadi sombong.

“Terkecuali untuk hal darurat, ada pasangan tidak bisa mempunyai keturunan lalu ingin adopsi anak. Itu boleh saja tapi tetap harus dicatat nasabnya. Karena ciri utama manusia yang disebut Allah adalah orang yang jelas nasabnya,” kata dia. 

Sumber: youtube

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement