REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam Alquran dan hadits, banyak yang menggambaran siksa neraka, seperti sikap malaikat yang bertugas, makanan apa yang para penghuni neraka makan, dan alat-alat siksanya. Terkait sikap malaikat yang bertugas di neraka, itu tercantum dalam surat at-Tahrim ayat 6:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Yā ayyuhallażīna āmanụ qū anfusakum wa ahlīkum nāraw wa qụduhan-nāsu wal-ḥijāratu 'alaihā malā`ikatun gilāẓun syidādul lā ya'ṣụnallāha mā amarahum wa yaf'alụna mā yu`marụn. “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Prof. Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya Kematian Adalah Nikmat, Allah menggambarkan alat-alat siksa yang digunakan kepada para penghuni neraka. Dalam surat Ghafir ayat 71-72 disebutkan,
اِذِ الْاَغْلٰلُ فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلٰسِلُۗ يُسْحَبُوْنَۙ
فِى الْحَمِيْمِ ەۙ ثُمَّ فِى النَّارِ يُسْجَرُوْنَۚ
Iżil-aglālu fī a'nāqihim was-salāsil, yus-ḥabụn. Fil-ḥamīmi ṡumma fin-nāri yusjarụn. “Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret, ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api,”
Selain itu, para penghuni neraka juga makan dan minum. Namun, makanan mereka berasal dari ghislin, yaitu darah dan nanah. Allah berfirman dalam surat al-Haqqah ayat 36:
وَّلَا طَعَامٌ اِلَّا مِنْ غِسْلِيْنٍۙ
Wa lā ṭa'āmun illā min gislīn. “Dan tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah.” Ada pula yang makanannya dhari’ yang dijelaskan dalam surat al-Ghasyiah ayat 6-7:
لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍ
لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِيْ مِنْ جُوْعٍۗ
Laisa lahum ṭa'āmun illā min ḍarī'. Lā yusminu wa lā yugnī min jụ’. “Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar.”
Dengan begitu, para penghuni neraka tersiksa. Mereka menjerit-jerit minta tolong. Mereka juga akan disiksa sampai hangus badannya. Setiap kali kulit mereka hangus, diganti dengan kulit baru supaya mereka merasakan azab.
Rasulullah pernah melukiskan siksaan paling ringan di neraka sebagai “Sebuah bara api yang diletakkan di telapak kaki seseorang yang menjadikan otaknya mendidih,” (HR Muslim melalui Nu’man bin Basyir).