REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada malaikat yang ditugaskan untuk mencatat amal baik dan buruk manusia. Mereka adalah malaikat Raqib dan ‘Atid. Ada yang menyebut malaikat Raqib di pundak kanan dan malaikat ‘Atid di pundak kiri. Allah berfirman dalam surat Qaf ayat 18:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
Mā yalfiẓu ming qaulin illā ladaihi raqībun 'atīd. “Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”
Pakar Tafsir Alquran asal Indonesia, Prof M. Quraish Shihab mengatakan jika dilihat dari tinjauan tafsir, penggalan raqiibbun wa ‘atiid atau raqiibbun ‘atiid menimbulkan pertanyaan berapa jumlah setiap malaikat.
“Kalau kita berkata Raqib dan Atid maka ayat itu akan berkata raqiibbun wa ‘atiid. Namun, ayat itu menyatakan raqiibb ‘atiid. Raqib itu berarti mengawasi dan ‘Atid selalu hadir. Jumlahnya? Hanya Allah yang tahu,” kata Quraish dalam video bertajuk Benarkah Ada Malaikat di Pundak Kita di kanal Youtube Quraish Shihab.
Yang jelas, ada malaikat yang mencatat amal-amal manusia dan mengawasi tindakan manusia. Menurut Quraish jangan mempersoalkan keberadaan letak mereka apakah di pundak atau tidak. Percaya adanya mereka saja sudah cukup.
Lebih lanjut, Quraish mengatakan malaikat Raqib dan ‘Atid tidak mencari kesalahan manusia, tapi mereka meluruskannya. Oleh karena itu, mereka belum mencatat niat buruk manusia. Namun, jika niat baik, mereka langsung catat. Selain mengawasi, mereka juga memelihara manusia. Allah berfirman dalam surat at-Tariq:
اِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌۗ
Ing kullu nafsil lammā 'alaihā ḥāfiẓ. “Setiap orang pasti ada penjaganya.”
Terkadang manusia saat ingin melakukan sesuatu ada perasaan takut yang menghantuinya. Lalu, tiba-tiba ada dorongan dari hati yang membuatnya tidak takut. Dorongan itu, kata dia adalah dorongan Allah untuk mengukuhkan hati manusia melalui malaikat.
“Ada malaikat yang mengukuhkan hati manusia. Misalnya, ada sesuatu di hadapan kita, barang bukan milik kita, di dalam hati ada keinginan untuk ambil tapi ada larangan jangan ambil. Kalau ada yang berbisik jangan ambil, itu malaikat yang memelihara kita. Sedangkan kalau ada yang berbisik ambil itu setan,” ujar dia.
Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 27:
يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ ࣖ
Yuṡabbitullāhullażīna āmanụ bil-qauliṡ-ṡābiti fil-ḥayātid-dun-yā wa fil-ākhirah, wa yuḍillullāhuẓ-ẓālimīn, wa yaf'alullāhu mā yasyā`. “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”
Quraish menambahkan orang yang terbiasa dalam kebaikan, malaikat akan selalu datang untuk mengukuhkan hatinya. Allah berfirman dalam surat Fussilat ayat 30:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Innallażīna qālụ rabbunallāhu ṡummastaqāmụ tatanazzalu 'alaihimul-malā`ikatu allā takhāfụ wa lā taḥzanụ wa absyirụ bil-jannatillatī kuntum tụ'adụn. “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”