REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebagian besar wanita akan tersipu malu atau bahkan menunjukkan raut wajah bahagia, jika pasangannya bertanya, "be my valentine?" sebelum atau saat momen hari valentine tiba. Ada juga yang mengucapkannya dalam versi lengkap dengan menyebut "be my valentine always and forever."
Bagi umat Muslim yang setiap geraknya berpedoman dengan ajaran Islam, tentu akan teliti sebelum mengerjakan sebuah tradisi. Kebiasaan mengungkapkan "be my valentine" dan tradisi valentine lain juga termasuk yang harus dicermati.
Dalam buku "Ada apa dengan valentine's day?" dari Yayasan Al Sofwa, dijelaskan, kata valentine berasal dari bahasa Latin yang berarti Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa. Kata ini dulunya ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Sehingga disadari atau tidak, jika seseorang meminta orang lain menjadi Valentine-nya, maka seperti memintanya menjadi Sang Maha Kuasa dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
Padahal Allah SWT berfirman dalam Alquran untuk mengimani bahwa tuhan hanya satu dan Dia lah yang maha kuasa.
Allah berfirman dalam surat Al-Ikhlas:
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ
Artinya: Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Dalam Islam, menyamakan sesuatu zat atau benda sebagai Tuhan, maka akan terjerumus dalam dosa syirik. Syirik termasuk hal yang merusak tauhid seseorang, bahkan syirik besar dapat menyebabkan seseorang keluar dari Islam.
Rasulullah SAW bersabda
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم – قَالَ « اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ قَالَ « الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan (al-muubiqaat).” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa yang membinasakan tersebut?” Beliau bersabda, “(1) Syirik kepada Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang haram untuk dibunuh kecuali jika lewat jalan yang benar, (4) makan riba, (5) makan harta anak yatim, (6) lari dari medan perang, (7) qadzaf (menuduh wanita mukminah yang baik-baik dengan tuduhan zina).” (HR. Bukhari).
Adapun tradisi mengirim kartu Valentine, sebenarnya tidak ada kaitan langsung dengan Santo Valentine yang disebut sebagai sosok yang menginspirasi hari valentine. Pada 1415 Masehi, ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang Santo Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya.