REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang pernah marah, tetapi agama Islam mengajari umat manusia agar mampu menahan amarah. Marah identik dengan kekerasan, sementara Nabi Muhammad SAW mengajarkan kelembutan dan kesabaran.
Suatu ketika diceritakan Nabi Muhammad SAW pernah memberi tahu orang yang sedang marah agar membaca "A’udzu billahi minasy syaithanir rajim". Supaya marahnya menjadi reda.
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ صُرَدٍ قَالَ اسْتَبَّ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ عِنْدَهُ جُلُوسٌ وَأَحَدُهُمَا يَسُبُّ صَاحِبَهُ مُغْضَبًا قَدْ احْمَرَّ وَجْهُهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ لَوْ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ فَقَالُوا لِلرَّجُلِ أَلَا تَسْمَعُ مَا يَقُولُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنِّي لَسْتُ بِمَجْنُونٍ
Sulaiman bin Shurd berkata, "Ada dua orang yang saling mencerca di samping Nabi Muhammad SAW, sementara kami duduk-duduk di samping beliau. Salah seorang darinya mencerca temannya sambil marah, hingga wajahnya memerah."
Maka Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya saya mengetahui suatu kalimat yang apabila ia membacanya, niscaya kemarahannya akan hilang, sekiranya ia mengatakan a’udzu billahi minasy syaithanir rajim.