REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nabi Nuh, alaihissalam, merupakan utusan Allah SWT setelah Nabi Adam dan Nabi Idris. Nabi Nuh sendiri adalah cucu dari Nabi Idris. 

Jarak setelah setelah Nabi Adam diutus, adalah 10 abad. Tentu ada perbedaan tempat dimana keduanya diutus.

أنَّ رجُلاً قال: يا رسولَ اللهِ أنبيٌّ كان آدَمُ؟ قال: نَعم مُكَلَّمٌ، قال: فكم كان بيْنَه وبيْنَ نوحٍ؟ قال: عشَرةُ قُرونٍ

Seorang pria berkata: Wahai Rasulullah, seorang nabi adalah Adam?” Dia berkata: Ya, dia berkata: Berapa jarak antara dia dan Nuh? Dia berkata : sepuluh abad.

Nabi Nuh diutus kepada Bani Rasib. Kemudian setelah berdakwah, tidak semuanya kaum Nabi Nuh yang taat kepada Allah SWT. 

Sehingga Allah menurunkan azabnya dengan memberikan azab, air bah. Kemudian kaum yang taat diselamatkan dengan bahtera.

Bahtera Nuh adalah sarana keselamatan di mana Nuh dan orang-orang yang taat dengannya lolos dari bahaya banjir yang akan datang. Namun bagi mereka yang tidak taat justru mengejek baik adanya air bah yang datang maupun ketika pembuatan bahtera.

Allah kemudian memerintahkan Nabi Nuh membawa kaum yang taat. Selain itu juga terdapat dua pasang hewan.

Beberapa mengatakan bahwa Nuh dan orang-orangnya kemudian tinggal di Irak selatan, dan mereka melanjutkan dengan mengatakan bahwa mereka telah menetap di sekitar kota Kufah di Irak.

Kemungkinan lokasi menetapnya mereka adalah karena menjadi tempat berlabuhnya bahtera yang menyelamatkan Nabi Nuh dan kaumnya. 

Namun dalan sebuah buku God-Glory and Exalted disebutkan bahwa bahtera telah berlabuh di Gunung Judi.

Adapun dalam Taurat disebutkan bahwa tempat berlabuh kapal berada di Gunung Ararat, baik dermaga di Judi atau Ararat, keduanya adalah dua tempat yang sangat dekat dengan Irak, yaitu di tempat yang seharusnya ditinggali orang-orang Nuh.  

Ikuti Whatsapp Channel Republika