Hingga suatu saat, setelah bertahun-tahun, datanglah musafir Muslim bernama Abu Barakat al-Barbari di Pulau Maladewa, dan melihat kondisi yang sama di pulau tersebut.
Abu Barakat tinggal di rumah seorang wanita tua di salah satu pulau. Suatu hari, dia melihat wanita tua itu bersama kerabatnya menangis dengan keras. Setelah ditanya, ternyata gadis perawan yang akan menjadi korban ifrit kali ini jatuh pada putri dari wanita tua tersebut.
Di situlah Abu Barakat memutuskan untuk menyelamatkan sang gadis dengan mengatakan bahwa dialah yang akan menggantikannya. Dengan demikian, Abu Barakat pun masuk ke dalam rumah berhala.
Di dalam, dia membaca Alquran. Ketika ifrit muncul di hadapannya dan mendengar ayat suci Alquran, si ifrit langsung kembali ke laut.
Pada besok paginya, wanita tua dan kerabatnya itu melihat Abu Barakat masih hidup tanpa terlihat ada yang menyentuhnya. Setelah itu Abu Barakat menghadap seorang raja bernama Shunuraza yang mendengar apa yang dilakukan sang pengembara Muslim itu.
Abu Barakat pun mengajak raja masuk Islam. Lalu si raja meminta Abu Barakat untuk tetap di pulau sampai sebulan ke depan. Jika Abu Barakat melakukan hal yang sama dengan ifrit itu, maka raja tersebut akan masuk Islam.
Hingga akhirnya, sang raja dan keluarganya masuk Islam. Selanjutnya penduduk di pulau itu pun masuk Islam dan mereka hidup sesuai mazhab Imam Malik. Di pulai itu dibangun masjid dengan menggunakan nama Abu Barakat.