REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Suatu kali, Ibnu Batutah tiba di Maladewa atau juga disebut Maldives. Kedatangannya karena diperintah seorang sultan yang disebut Khadijah. Saat di sana, Ibnu Batutah melihat orang-orang berkumpul seperti festival. Banyak orang yang berteriak mengucapkan takbir. Anak-anak memakai Alquran di atas kepala mereka dan perempuan memukul sesuatu yang terbuat dari tembaga seperti gendang.
Ibnu Batutah kaget dan bertanya kepada salah satu warga, soal mengapa mereka melakukan itu. Lalu dia diminta untuk melihat ke arah laut dan saat itulah muncul semacam perahu besar. Warga di sana mengatakan bahwa itu adalah ifrit yang biasa muncul sekali dalam sebulan.
Kemudian, Ibnu Batutah pergi dan bertanya kepada beberapa ahli soal apa yang disaksikannya saat di Maladewa. Ternyata, diketahui bahwa, konon masyarakat setempat meyakini ifrit muncul dari laut menampakkan diri ke orang-orang di Pulau Maladewa pada tanggal tertentu setiap bulan.
Ketika ifrit itu muncul, mereka akan mengambil salah satu gadis perawan untuk dibawa ke sebuah rumah berhala yang dibangun di pantai, lalu gadis tersebut ditinggalkan begitu saja pada satu malam. Pada besok paginya gadis itu sudah ditemukan dalam kondisi meninggal.
Karena itu, warga di pulau tersebut terbiasa mempersiapkan untuk menyerahkan salah seorang gadis perawan.