Kamis 21 Jan 2021 17:41 WIB

Saat Istri dan Anak Menjadi Musuh pada Hari Pembalasan

Diantara mereka ada yang melalaikannya dari amal saleh

Rep: Ali Yusuf/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ilustrasi Keluarga Muslm
Foto: MGROL100
Ilustrasi Keluarga Muslm

REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT telah mengingatkan manusia bahwa istri dan anak bisa menjadi musuh di hari pembelasan. Permusuhan diantara anggota keluarga bisa terjadi karena mereka melalaikannya dari amal saleh.

 

Peringatan itu Allah sampaikan dalam surah at-Taghabun ayat 14 yang artinya: "Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Ibnu katsir menafsirkan, di antara mereka (istri-istri dan anak-anak) ada yang menjadi musuh suaminya dan orang tuanya. Dikatakan demikian karena di antara mereka ada yang melalaikannya dari amal saleh, seperti yang disebutkan dalam QS Al-Munafiqun ayat 9 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."

Karena itulah kata Ibnu Katsir dalam surat ini disebutkan.  "Maka berhati-hatilah kamu." (QS At-Taghabun: 14). Menurut Ibnu Zaid, disebutkan bahwa maka berhati-hatilah terhadap agamamu. Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini:"Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu."(At-Taghabun: 14)

Permusuhan itu disebabkan karena mendorong seseorang untuk memutuskan tali persaudaraan atau berbuat suatu maksiat terhadap Tuhannya. Cintanya kepada istri dan anak-anaknya membuat ia menaatinya dan tidak kuasa menolaknya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Khalaf As-Saidalani, telah menceritakan kepada kami Al-Faryabi, telah menceritakan kepada kami Israil, telah menceritakan kepada kami Sammak ibnu Harb, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang telah ditanya oleh seorang lelaki tentang makna firman-Nya

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. (QS At-Taghabun: 14).

Bahwa ada sejumlah lelaki yang telah masuk Islam di Makkah; ketika mereka hendak bergabung dengan Rasulullah SAW di negeri hijrah, maka istri-istri dan anak-anak mereka tidak mau ditinggalkan. Pada akhirnya setelah mereka datang kepada Rasulullah Saw. (sesudah penaklukan Makkah), mereka melihat orang-orang telah mendalami agama mereka. 

Kemudian mereka melampiaskan kemarahannya kepada istri-istri dan anak-anaknya yang menghalang-halangi mereka untuk hijrah. Ketika mereka hendak menghukum istri-istri dan anak-anak mereka, Allah menurunkan firman-Nya: "Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS At-Taghabun: 14).

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, dari Muhammad ibnu Yahya Al-Faryabi alias Muhammad ibnu Yusuf dengan sanad yang sama. Hasan mengatakan bahwa hadis ini sahih. Ibnu Jarir danTabrani meriwayatkan hadis ini melalui Israil dengan sanad yang sama. Telah diriwayatkan pula melalui jalur Al-Aufi, dari Ibnu Abbas hal yang semisal, dan hal yang sama dikatakan pula oleh Ikrimah (bekas budak Ibnu Abbas).

Dalam ayat 15 Allah SWT kembali mengingatkan bahwa harta dan anak bagian dari cobaan dalam hidup. "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS At-Taghabun: 15)

Ibnu Katsir menjelaskan, mengapa Allah SWT berfirman bahwa sesungguhnya harta dan anak-anak itu merupakan ujian dan cobaan dari Allah bagi makhluk-Nya. Tujuannya, agar dapat dijelaskan siapa orang yang taat kepada-Nya dan siapa yang durhaka terhadap-Nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement