REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Amirul mukminin Umar RA pernah menegur hamba sahayanya karena telah berlebihan dalam memenuhi keinginannya. Kisah ini ditulis dalam kitab Fadhilah Haji oleh Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi rah.a.
Dikisahkan, ketika itu ada beberapa orang datang ke depan pintu rumah Umar RA yang pada saat bersamaan ada seorang hamba sahaya yang lewat. Orang-orang itu berkata. ini adalah hamba sahaya Amirul Mukminin dan tidak halal baginya.
"Ini adalah milik Baitul Mal. Dan yang diperbolehkan untuk Amirul Mukminin dari harta Baitul Mal adalah satu pasang baju musim panas, satu pasang baju musim dingin, bekal yang cukup untuk menunaikan haji dan gajinya."
Aslam RA berkata, hamba sahaya Umar RA berkata, "Suatu ketika diketahui bahwa Umar ingin makan ikan segar."
Maka hamba sahaya itu pergi ke pantai dengan mengendarai untanya yang dijuluki Yarfa untuk membeli ikan segar.
Karena dipacu dengan kencangnya, maka unta itu bermandikan keringat. Setelah kembali, hamba sahayanya itu memandikan untanya supaya keringatnya hilang.
Umar RA berkata, "Mari kita lihat untamu." ajak umar kepada hamba sahayanya.
Setelah Umar melihat unta itu, ia melihat bahwa masih ada keringat di bawah telinga yang belum dibasuh. Melihat hal itu Umar ra berkata.
"Ini lupa dibasuh," kata Umar.
Apa yang disampaikan Umar itu seakan-akan ia mengejeknya bahwa hamba sahayanya telah memandikan untanya agar tidak diketahui bahwa untanya berkeringat. Setelah itu ia berkata.
"Demi untuk memenuhi nafsu satu orang, kamu telah menyiksa binatang ini," kata Umar.
Karena inilah Umar berjanji tidak akan memakan ikan yang didapat dengan cara merugikan makhluk Allah SWT yang lain. Inilah komitmen Umar sebagai pemimpin bahwa semua makhluk ciptaan Allah tidak boleh dirugikan demi memenuhi hasrat makhluk lain.
"Demi Allah Umar tidak akan makan ikan ini," katanya.
Abdullah bin Amir r.a berkata, ketika aku pergi haji bersama Umar ia tidak dibuatkan kemah. Sehingga ia menghamparkan selai kulit atau kulit binatang di bawah sebatang pohon dan berteduh di bawahnya.
Inilah keteladanan seorang pemimpin umat Islam yang patut menjadi teladan oleh pemimpin-pemimpin lain. Di mana para pemimpin rombongan haji atau Amirulhajj untuk meneladani kesederhanaan Umar bin Khattab.