REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nabi Muhammad SAW menikah pertama kali dengan seorang janda bernama Khadijah binti Khuwailid. Dalam memilih seorang istri, Nabi tentu tidak sembarangan. Tapi, mengapa Nabi memilih menikah dengan seorang janda?
Saat itu, usia Nabi masih 25 tahun, sedangkan khadijah sudah berusia 40 tahun. Lalu apakah pernikahan Nabi ini didasari nafsu birahi?
Dalam buku “Samudera Keteladanan Muhammad” karya Nurul H Maarif dijelaskan, jika nafsu birahi menjadi dasarnya maka tentu Nabi akan lebih memilih wanita muda yang cantik, serta perawan. Tapi, Nabi tidak melakukan itu.
Bahkan, Nurul mencatat, di antara 11 istri nabi, hanya Aisyah binti Abu Bakar yang dinikahinya masih dalam keadaan muda dan perawan. Selainnya ada janda, dan bahkan banyak yang secara fisik biasa-biasa saja.
Dalam pernikahannya dengan Khadijah ini, menurut Nurul, konon saat itu ada kesan di masyarakat bahwa jika ada seorang pemuda yang menikahi janda, maka perbuatannya adalah aib dan memalukan bagi masyarakat.
Tapi, Nabi Muhammad tetap menikahi Khadijah dengan tanpa memperdulikan pihak-pihak yang mencibirnya. Nabi ingin menunjukkan bahwa manusia tidak boleh dibeda-bedakan berdasarkan status sosialnya, seperti miskin-kaya, bangsawan-jelata, janda-perawan, dan seterusnya.
Dengan menikahi Khadijah yang janda, Nabi Muhammad SAW justru ingin memuliakan perempuan di tengah situasi ketika perempuan ibarat barang, yang bisa dihadiahkan, bisa diperjualbelikan, bisa diperebutkan dan sah-sah saja dihinakan.
Seperti yang dinyatakan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, yang berkata bahwa Nabi Muhammad Saw adalah sosok yang:
ما أكرمهن الا كريم # وما أها نهن الا لئيم
Artinya: Tidak memuliakan perempuan keculi orang yang mulia dan tidak menghinakan perempuan kecuali orang yang hina.
Selain itu, sebagian orang juga ada yang beranggapan bahwa Nabi menikah karena berharap kekayaan dari khadijah untuk menopang dakwah Islam.
Menurut Nurul, anggapan tersebut juga perlu diluruskan. Karena, menurut dia, Nabi Muhammad SAW baru dinobatkan menjadi Rasul setelah 15 atau 16 tahun berumah tangga dengan Khadijah.
Apalagi, yang menghendaki pernikahan tersebut awalnya bukanlah Muhammad SAW melainkan Khadijah yang terang-terangan meminang. Karena itu, tidak berasalan apabila pernikahan ini dilandasi faktor mencari peruntungan ekonomi.