REPUBLIKA.CO.ID, JAKRTA— Syafaat atau pertolongan Rasulullah SAW adalah perkara yang sangat dinantikan umat Islam kelak di akhirat.
Sejumlah riwayat menyebutkan, syafaat tersebut juga bisa diperoleh Muslim yang rajin berziarah ke makam Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
عن ابن عمر رضي الله عنهما، عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال: من جاءني زائراً، لا تعمله حاجة إلا زيارتي، كان حقاً علي أن أكون له شفيعاً يوم القيامة
Dari Ibnu Umar RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘ "Barang siapa yang menziarahi aku dan ia hanya berniat menziarahi aku, maka wajib bagiku untuk mensyafaatinya’." (HR Thabrani)
Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi mengatakan, tentunya semua orang menginginkan syafaat Rasulullah ketika berada di pada masyhar yang sangat mengerikan. Alangkah beruntunya orang telah dijamin Rasulullah SAW bahwa beliau akan memberikan syafaat kepadanya.
Allamah Zarqani RA dalam kitabnya Mawahib menulis bahwa yang dimaksud adalah syafaat yang khusus, yaitu diangkatnya derajat atau mendapatkan keamanan pada hari yang sangat menakutkan.
Masuk surga tanpa hisab atau syafaat lainnya dari Nabi Muhammad adalah suatu keberuntungan yang sangat diharapkan setiap manusia.
Ibnu Hajar menulis dalam Syarah Manasik-nya Imam Nawawi bahwa hadits yang berbunyi.
عن ابن عمر رضي الله عنهما، عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال: من جاءني زائراً، لا تعمله حاجة إلا زيارتي، كان حقاً علي أن أكون له شفيعاً يوم القيامة
"Barangsiapa yang datang menziarahiku dan ia datang semata-mata untuk menziarahiku tidak ada tujuan lain, maka hari kiamat wajib baginya syafaatku."
Maksud tidak ada tujuan yang lain kecuali menziarahiku adalah jangan sampai ada tujuan yang tidak ada kaitannya dengan ziarah. Oleh karena itu niat itikaf di Masjid Nabawi dan menziarahi kubur para sahabat yang lain tidak bertentangan dengan hadits di atas.
"Bahkan ulama kita telah menjelaskan bahwa yang paling baik adalah berniat juga menziarahi Masjid Nabawi," katanya.