REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Islam memberikan perumapaman bagi mereka yang mengaku Muslim namun enggan membaca dan mempelajari Alquran.
Hal ini sebagaimana penegasan Rasulullah SAW, dalam hadits yang riwayatkan Muslim dari Abu Musa Al-Asya’ari RA. Rasulullah bersabda:
عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَثَلُ المُؤْمِنِ الذي يَقْرَأُ القُرْآنَ، مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ، رِيحُها طَيِّبٌ وطَعْمُها طَيِّبٌ، ومَثَلُ المُؤْمِنِ الذي لا يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ، لا رِيحَ لها وطَعْمُها حُلْوٌ
“Matsalul-mukmini alladzi yaqraul-qur’ana, matsalul-utrujati, rihuha thayyibun wa tha’muha thayyibun, wa matsalul-mukmini alladzi laa yaqra-ul-Qur’ana matsalu at-tamrati, laa riha laha wa tha’muha hulwun.”
Yang artinya: “Perumpamaan seorang Mukmin yang membaca Alquran ibarat buah Utrujah, baunya harum rasanya enak. Adapun perumpamaan seorang Mukmin yang tidak suka membaca Alquran ibarat buah kurma, tidak berbau namun rasanya manis.”
Sehingga maksudnya, menjadi seorang Muslim yang hakiki adalah mereka yang beriman dan mengamalkan ajaran Islam. Ibarat buah yang baik adalah ketika ‘dicium’ buah itu wangi dan jika ‘dinikmati’ pun rasanya enak.
Seorang Muslim yang membaca dan mempelajari Alquran juga memiliki keistimewaan tersendiri di sisi Allah SWT. Nabi menegaskan hal ini dalam sebuah hadits riwayat Anas bin Malik RA:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إنَّ للَّهِ أَهْلينَ منَ النَّاسِ قالوا: يا رسولَ اللَّهِ، من هُم؟ قالَ: هم أَهْلُ القرآنِ، أَهْلُ اللَّهِ وخاصَّتُهُ
“Inna lillahi ahlaini minannasi qaalu: ya Rasullalahi, man hum? Qala: Hum ahlul-qur’ani, ahlullahi wa khashatuhu.”
Yang artinya, Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki orang-orang khusus dari kalangan manusia. Para sahabat bertanya: Siapa mereka? Rasulullah pun menjawab: “Mereka adalah Ahli Alquran, ahlullah dan orang khusus-Nya.” (HR Ibnu Majah)
Ketulusan serta keimanan kepada Allah dalam membaca Alquran juga tak luput dari perhatian Allah SWT kepada setiap hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا قَرَأَ ابنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطانُ يَبْكِي، يقولُ: يا ويْلَهُ، وفي رِوايَةِ أبِي كُرَيْبٍ: يا ويْلِي، أُمِرَ ابنُ آدَمَ بالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الجَنَّةُ، وأُمِرْتُ بالسُّجُودِ فأبَيْتُ فَلِيَ النَّارُ. وفي رواية: فَعَصَيْتُ فَلِيَ النَّارُ
“Idza qara-a ibnu Adama as-sajdata fasajada I’tazala as-syaithaanu yabki, yaqulu: ya waylah, wa fi riwayati Abi Kuraibin; ya wayli, umara ibnu Adama bi-sujudi fasajada falahu al-jannatu wa umirtu bissujudi fa ubaitu faliyannaru. Wa fi riwayati: fa’ashaitu faliyannari.”
Yang artinya: “Jika anak Adam membaca ayat Sajadah, lalu dia sujud maka setan akan menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata: celakalah aku. Di dalam riwayat Abu Kuraibin: celaka aku. Anak Adam disuruh sujud, dia pun bersujud maka baginya surga. Sedankan aku sendiri diperintahkan bersujud, namun aku enggan sehingga aku pantas menjadi penghuni neraka.”
Sedangkan dalam hadits pendek dan populer, Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan orang yang belajar dan mengajarkan Alquran:
عن عثمان بن عفان رضي الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خَيْرُكُمْ مَن تَعَلَّمَ القُرْآنَ وعَلَّمَهُ “Khairukum man ta’allamal-qur’ana wa allamahu,”. Yang artinya: “Sebaik-baiknya kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengamalkannya.” (HR Muslim dari Utsman bin Affan RA)