Jumat 18 Dec 2020 05:59 WIB

Apa yang Dilakukan Usai Bersetubuh, Bolehkah Langsung Tidur?

Terdapat pendapat ulama soal amalan usai bersetubuh suami istri

Terdapat pendapat ulama soal amalan usai bersetubuh suami istri  Ilustrasi Hubungan Intim
Foto: Republika/Mardiah
Terdapat pendapat ulama soal amalan usai bersetubuh suami istri Ilustrasi Hubungan Intim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Menunda mandi besar setelah suami istri bersetubuh tidak langsung bergegas mandi, bagaimana hukumnya? Apakah boleh langsung tidur tanpa harus mandi junub terlebih dahulu?

“Kebanyakan ulama kita memperbolehkan. Namun ada beberapa anjuran,” kata Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama PWNU Jawa Timur, KH Ma’ruf Khazin, dalam keterangannya, Jumat (18/12). Kiai Ma’ruf menjelaskannya sebagai berikut:   

1. Wudhu dulu sebelum tidur:

ﻛﺎﻥ ﺇﺫا ﺃﺭاﺩ ﺃﻥ ﻳﻨﺎﻡ ﻭﻫﻮ ﺟﻨﺐ ﺗﻮﺿﺄ ﻭﺿﻮءﻩ ﻟﻠﺼﻼﺓ ﻭﺇﺫا ﺃﺭاﺩ ﺃﻥ ﻳﺄﻛﻞ ﺃﻭ ﻳﺸﺮﺏ ﻭﻫﻮ ﺟﻨﺐ ﻏﺴﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﺛﻢ ﻳﺄﻛﻞ ﻭﻳﺸﺮﺏ (ﺩ ﻧ ﻫـ) ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ.

“Jika Nabi hendak tidur dalam keadaan junub maka Nabi wudhu dahulu seperti wudhu untuk sholat. Dan jika Nabi hendak makan atau minum dalam keadaan junub maka Nabi membasuh tangannya lalu makan dan minum.” (HR Abu Dawud, An-Nasa'i dan Ibnu Majah dari Aisyah)

2. Membasuh kemaluan

ﻛﺎﻥ ﺇﺫا ﺃﺭاﺩ ﺃﻥ ﻳﻨﺎﻡ ﻭﻫﻮ ﺟﻨﺐ ﻏﺴﻞ ﻓﺮﺟﻪ ﻭﺗﻮﺿﺄ ﻟﻠﺼﻼﺓ (ﻗ ﺩ ﻧ ﻫـ) ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ.

“Jika Nabi hendak tidur dalam keadaan junub maka Nabi membasuh kemaluan dan wudhu seperti wudhu untuk sholat.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa'i dan Ibnu Majah dari Aisyah)

3. Boleh langsung tidur

ﻭﻟﻷﺭﺑﻌﺔ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻗﺎﻟﺖ: ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻳﻨﺎﻡ ﻭﻫﻮ ﺟﻨﺐ, ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺃﻥ ﻳﻤﺲ ﻣﺎء.

“Empat kitab Sunan hadis meriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tidur dalam keadaan junub tanpa menyentuh air.” (Bulughul Maram)

Hadits yang terakhir ini memiliki banyak penjelasan dari para ulama, namun menurut Imam Nawawi boleh saja tidur tanpa wudhu dan membasuh kemaluan (Syarah Muslim).

“Cara yang terakhir ini menurut dr. Aisyah adalah waktu bagi suami merasa melayang-layang kelelahan setelah bersetubuh, dan melarang bagi para istri untuk membangunkan/menganggu suaminya,” ujar Kiai Ma’ruf.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement