REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Orang yang meninggal akan menghadapi ‘ujian’ berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan dua malaikat. Apa sajakah dua kalimat itu?
Syekh Ibnu Taimiyah berjudul Hidup Sesudah Mati, menjelaskan terdapat tiga pertanyaan yang akan ditanyakan menurut Syekh Ibnu Taimiyah yaitu “Siapakah Rabbmu?, Apa agamamu?, dan Siapakah nabimu?”
Penjelasan Syekh Taimiyah terkait pertanyaan tersebut, pertama, “siapakah Rabbmu yang telah menciptakanmu dan engkau beribadah kepadaNya dan yang engkau khususkan dalam beribadah?
Kedua, “apa agamamu?” Yakni amalan si fulan yang dia beragama dengannya untuk Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Ketiga, Siapakah nabimu, yakni nabi yang fulan beriman dengannya dan mengikutinya. Bagi mereka yang beriman tak hanya di lisan maka Allah SWT akan teguhkan.
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ “Maka Allah akan teguhkan orang-orang beriman dengan al-qauli ats-tsabit (perkataan yang teguh) di dunia dan akhirat.” (QS Ibrahim: 27)
Allah SWT jadikan mereka teguh dan tidak ragu- ragu, tidak bimbang dalam menjawab. Perkataan yang teguh (al-qaul at-tsaabit) adalah kalimat tauhid (laa ilaaha illallah), sebagaimana firman Allah SWT:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ “Apakah kamu tidak melihat bagaimana Allah memberikan permisalan kalimat yang baik (kalimat tauhid) itu seperti pohon yang baik, akarnya kokoh dan cabangnya di langit." (QS Ibrahim: 24)
Maka mereka orang-orang yang beriman itu tetap teguh di kehidupan dunia dan akhirat dengan perkataan yang tsabit tersebut (kalimat laa ilaaha illallah).
Bagi mereka yang teguh imannya, maka ketika di alam kubur akan menjawab, Rabbku adalah Allah, Islam agamaku, dan Muhammad nabiku.
"Maka seorang mukmin akan berkata: "Rabbku Allah" ketika ditanya siapa Rabbmu?. Dia akan berkata: "Islam agamaku" ketika ditanya Apa agamamu? Demikian pula dia akan menjawab "Muhammad nabiku" ketika dia ditanya siapa nabimu? Maka ketika itu jawabannya telah benar sehingga ada penyeru dari langit, Telah benar hambaku maka bentangkanlah tempat tinggalnya di surga, pakaikanlah pakaian dari surga dan bukalah pintu surga untuknya."
Adapun orang yang ragu-ragu dia akan berkata, “Hah..hah aku tidak tahu, aku mendengar manusia mengatakan sesuatu maka aku pun ikut mengatakannya.”
Orang yang ragu di sini adalah orang -orang yang bimbang, munafik dan yang semisalnya. Ini karena belum masuknya keimanan dalam hatinya, semata-mata dia mengucapkan seperti ucapannya manusia tanpa ada keimanan yang tersambung ke hatinya. Perhatikan perkataan orang tersebut "Hah.hah" seolah-olah ada sesuatu yang hilang dari ingatannya, dia ingin mengingat-ingatnya kembali.
Maka mereka termasuk orang-orang yang merugi. Mereka seolah-olah mengetahui jawabannya, akan tetapi dia terhalangi darinya, sehingga dia mengucapkan, "Hah.hah aku mendengar manusia mengucapkan sesuatu, akupun ikut mengucapkannya."
Dia tidak mampu berkata "Rabbku Allah, agamaku Islam, nabiku Muhammad", karena ketika di dunia, dia dalam keadaan ragu dan bimbang. Apabila ditanya di kuburnya maka dia menjadi sangat butuh dengan jawaban yang benar, akan tetapi dia tidak mampu dan berkata "Aku tidak tahu, aku mendengar manusia mengucapkan sesuatu, akupun ikut mengucap kannya.
Jika terjadi hal demikian maka imannya cuma di lisannya saja. Maka dia dipukul dengan mirzabah dari besi lalu dia berteriak dengan teriakan yang bisa didengar oleh semua makhluk selain manusia.
Dia dipukul karena tidak mampu menjawab, sama saja apakah orang kafir atau munafik. Dan yang memukul adalah dua orang malaikat yang menanyainya. Mirzabah adalah pemukul atau palu dari besi, dan dalam suatu riwayat, Kalau seluruh penduduk Mina berkumpul untuk memikulnya maka mereka tidak mampu untuk memikulnya.
Apabila dia dipukul maka akan berteriak dengan teriakan yang terdengar oleh semua makhluk kecuali manusia. Terkadang yang mendengarnya akan terpengaruh dengannya, sebagaimana Nabi pernah melewati kuburan musyrikin dari atas keledainya, maka keledai tersebut lari menjauh, hampir melemparkan Beliau dikarenakan keledai tersebut mendengar suara orang yang sedang diadzab. (Diriwayatkan Muslim dari Zaid bin Tsabit).