REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hak ibu lebih didahulukan daripada hak ayah. Allah telah menempatkan penghargaan kepada ibu sebagai sebuah keutamaan dan mendahulukan hak ibu dibanding hak ayah.
Ulama perempuan dari Universitas Al-Azhar, Kairo Majdah Amir dalam Buku Pegangan Utama Fiqih Wanita: Segala Hal yang Ingin Anda Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam mengatakan kedudukan yang lebih utama dari seorang ibu dalam Islam telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dengan menekankan perhatian kepada ibu tiga kali dan kepada ayah satu kali.
Seorang pria bertanya kepada Rasulullah, "Siapa yang harus aku hormati?” Nabi menjawab, "Ibumu." Pria itu melanjutkan, "Lalu siapa lagi?” Nabi menjawab, "Ibumu." Pria itu bertanya lagi, "Kemudian siapa lagi?” Nabi kembali menjawab, "Ibumu." Pria itu meneruskan, “Dan siapa lagi?" Barulah Nabi menjawab, "Ayahmu." (HR Bukhari dan Muslim).
Menurut teladan Nabi di atas, Islam mengutamakan ibu tiga kali dibandingkan ayah atas usaha keras mereka selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Perkataan lain dari Rasulullah adalah "Surga ada di bawah telapak kaki ibu." (HR Nasa'i, Ibn Majah, dan Ahmad).
Di samping itu, untuk menekankan perhatian Islam pada peran ibu dan perasaan ibu, seorang ibu yang sudah bercerai memiliki hak-hak yang lebih banyak dan lebih didahulukan untuk diperhatikan anak daripada ayah. Maka, ibu berhak mendapat pertimbangan pertama ketika ada perselisihan tentang hak asuh anak.
Ibn Abbas meriwayatkan, "Umar ibn al-Khattab menceraikan istrinya yang berasal dari golongan Ansar, ibu dari 'Asim. 'Umar melihatnya menggendong anak itu di Mahsar (pasar antara Qiba' dan Madinah). Anak itu sudah disapih dan bisa berjalan. 'Umar menggenggam tangan anak laki-laki itu, untuk memisahkannya dari sang ibu dan berselisih mengenai masalah ini hingga sang anak menangis kesakitan. "Umar berkata, 'Aku lebih berhak atas anakku daripada kau! Mereka mengadu kepada Abu Bakar, yang memutuskan bahwa sang ibu yang harus merawat anaknya. Abu Bakar berkata, aroma tubuhnya, tempat tidurnya, dan pangkuannya lebih baik untuk anak ini daripada milikmu hingga anak ini tumbuh dewasa dan bisa memilih sendiri." Lagi-lagi. Alquran memerintahkan agar bersikap baik kepada kedua orang tua, dengan penekanan pada ibu.
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dan melahirkannya dengan susah payah (pula)," (al-Ahqaf: 15).
Bersikap baik kepada ibu berarti merawatnya dengan baik. Menghormatinya, merendahkan diri di hadapannya, dan mematuhi perintahnya tanpa melanggar perintah Allah. Diriwayatkan seorang pria sedang mengelilingi Ka'bah sambil menggendong ibunya. Ketika bertemu Rasulullah, dia bertanya, Apakah aku telah membalas kebaikannya?" Rasulullah menjawab. 'Belum, bahkan itu belum sepadan dengan salah satu penderitaannya (yaitu rasa sakit ketika melahirkan)," (HR Bazzar).