REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Rasulullah tidak bisa membaca dan menulis. Sebab itu Rasulullah dijuluki ummy. Menariknya wahyu yang diturunkan pertama kali kepada Rasulullah adalah perintah untuk membaca yang seperti terdapat dalam surat al-Alaq.
Mungkinkah Nabi diperintahkan membaca, padahal Nabi tidak bisa membaca? Lantas, bagaimana Rasulullah membaca?
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ 5
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5).
Habib Muhammad al-Habsyi menjelaskan kata iqra memang mempunyai berbagai makna. Dalam tafsir Adhwaul Bayan karya al-Shanqiti dijelaskan tentang mengapa Nabi Muhammad diperintahkan untuk membaca atau iqra.
Sedangkan Rasulullah dikenal ummy atau tidak diketahui pernah membaca dan tidak pernah menulis. Habib Muhammad mengatakan, iqra atau qiraah mempunyai makna lebih umum daripada tilawah.
Habib Muhammad mengatakan Nabi Muhammad diperintahkan iqra artinya Nabi Muhammad diperintahkan untuk membaca apa yang akan disampaikan Malaikat Jibril atau bermakna udzkur atau menyebut nama Allah.
"Intinya dengan kata iqra itu bahwasanya dari pada awal ayat suci Alquran dengan kata iqra bahwasanya itu menunjukan agama ini fondasinya adalah ilmiah. Bahkan amal sekalipun itu harus dilandasi dengan keilmuan," tuturnya.
Dalam ayat pertama surat al-Alaq, menurut Habib Muhammad, semuanya mengisyaratkan ilmu. Karena itu, dia menilai, iqra tidak harus membaca yang tertulis.
Selain itu, dalam uraian Imam Al-Mawardi menjelaskan, Nabi Muhammad ummy bukan sebuah kekurangan melainkan satu pujian. "Bayangkan seseorang yang tidak diketahui pernah membaca atau pun menulis, akan tetapi beliau bisa punya ilmu yang sampai sekarang digali ilmunya itu nggak selesai-selesai," tutur dia.
Ada tiga alasan mengapa Allah mengutus Nabi yang ummy. Menurut Habib Muhammad alasanya, yakni karena permberitahuan kepada nabi-nabi terdahulu mengabarkan bahwa nabi terakhir adalah nabi yang ummy.
Selain itu, agar nabi serupa dengan yang didakwahi serta menafikan orang-orang yang melempar tuduhan bahwa Alquran itu merupakan hasil karya Nabi Muhammad.