Sabtu 28 Nov 2020 14:04 WIB

Makna Kiamat Sudah Dekat

Pemaknaan dekat berdasarkan ketentuan Allah berbeda dengan apa yang dipahami manusia

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Kiamat (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Kiamat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umat Islam wajib mempercayai bahwa hari kiamat pasti akan tiba. Dalam buku Prediksi Akhir Zaman karya Muhammad Abduh Tuasikal dijelaskan, diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah di antara tanda semakin dekatnya kiamat. Karena dalam sebuah hadis, beliau sendiri mengatakan bahwa jarak antara pengutusan beliau dan datangnya kiamat adalah bagaikan jarak antara dua jari yakni jari tengah dengan jari telunjuk.

Hal ini juga dijabarkan oleh Ibnu Abbas yang mengatakan: “Diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah tanda-tanda kiamat. Tatkala Malaikat Jibril melewati penduduk untuk diutus kepada Nabi, penduduk langit pun mengucap takbir dan mengatakan bahwa sebentar lagi akan terjadi kiamat,”.

Jika pengutusan Rasulullah SAW juga bagian dari pertanda bahwa kiamat itu sudah dekat, maka bagaimana bisa itu terjadi sedangkan sudah 1.000 tahun lebih sejak Nabi diutus hingga kini namun kiamat belum terjadi?

Maka dijelaskan bahwa pemaknaan kata dekat berdasarkan ulmu dan ketentuan Allah berbeda dengan apa yang dipahami manusia. Bisa jadi apa yang dekat bagi Allah, dianggap jauh oleh manusia. Hal ini juga ditegaskan dalam Alquran Surah Al-Ma’arij ayat 6-7, Allah berfirman: “Innahum yaraunahu ba’idan wa naraahu qariban,”. Yang artinya: “Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi),”.

Maka kiamat bisa dikatakan dekat karena dilihat dari lamanya kehidupan sebelum umat Nabi Muhammad SAW itu ada. Misalnya jika dianalogikan bahwa umur dunia ini sudah 50 tahun lamanya, maka dari usia itu dunia sudah berjalan selama 45 tahun. Artinya, sisa lima tahun ini jika dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya jelas lebih sedikit.

Dalam hal ini, Nabi pun menjelaskan dalam sebuah hadis: “Innama ajalukum fi ajali min khalaa minal-umami maa baina shalatil-ashri ila maghribi as-syamsi,”. Yang artinya: “Sesungguhnya ajal kalian—umat Islam—(dengan datangnya hari kiamat) jika dibandingkan dengan waktu yang ditempuh oleh umat-umat sebelum kalian bagaikan jarak antara shalat Ashar dengan waktu maghrib (saat tenggelamnya matahari),”.

Maka, umat Islam dalam hadis ini dikategorikan sebagai umat yang muncul pada waktu Ashar. Sedangkan masa umat-umat terdahulu yang dimulai dari Nabi Adam antara waktu hidup pada masa rentang Subuh hingga Ashar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement