REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umat Islam wajib mempercayai bahwa hari kiamat pasti akan tiba. Kaum Muslimin pun diberitahu mengenai sejumlah tanda-tanda kiamat baik berupa fenomena atau tanda lainnya. Sebagai Nabi akhir zaman, benarkah pengutusan Allah terhadap Rasulullah juga bagian dari tanda-tanda kiamat?
Dalam buku Prediksi Akhir Zaman karya Muhammad Abduh Tuasikal dijelaskan, diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah di antara tanda semakin dekatnya kiamat. Karena dalam sebuah hadis, beliau sendiri mengatakan bahwa jarak antara pengutusan beliau dan datangnya kiamat adalah bagaikan jarak antara dua jari yakni jari tengah dengan jari telunjuk.
Hal ini juga dijabarkan oleh Ibnu Abbas yang mengatakan: “Diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah tanda-tanda kiamat. Tatkala Malaikat Jibril melewati penduduk untuk diutus kepada Nabi, penduduk langit pun mengucap takbir dan mengatakan bahwa sebentar lagi akan terjadi kiamat,”.
Tak hanya itu, tanda-tanda kiamat lainnya yang lumrah diketahui umat Muslim adalah munculnya para Dajjal. Dijelaskan bahwa Dajjal bisa muncul dalam berbagai rupa, misalnya di masa kini Dajjal dapat muncul sebagai Nabi palsu yang bahkan telah muncul juga di zaman Nabi Muhammad SAW.
Nabi palsu yang dimaksud adalah Musailamah Al-Kadzadzab yang mengaku sebagai Nabi. Begitu pula di masa kini yang telah banyak umat Islam temui ajaran-ajaran menyimpang yang memploklamirkan pemimpinnya sebagai seorang Nabi.
Hal ini jelas berbeda dengan ajaran serta kepercayaan umat Islam. Sebab umat Islam mempercayai bahwa Nabi penutup zaman adalah hanya Nabi Muhammad SAW. Banyaknya kemunculan Nabi-Nabi palsu ini juga telah dikatakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah.
Nabi SAW bersabda: “Laa taqumu as-saa’atu hatta yub’atsu Dajjaaluna kadzabuna qaribun min tsalatsina kulluhum yaz’umu annahu Rasulullah,”. Yang artinya: “Kiamat tidak akan terjadi sampai muncul Dajjal-Dajjal pendusta yang berjumlah sekitar tiga puluh orang. Semuanya mengklaim bahwa dirinya adalah Rasulullah,”.