REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di akhirat nanti, sebelum diputuskan masuk surga atau neraka, manusia akan diperhitungkan amal kebaikan dan keburukannya. Jika amalan kebaikannya banyak, mereka akan masuk ke surga. Sebaliknya, jika amalan buruknya banyak, mereka akan masuk neraka.
K.H. Emha Ainun Najib atau Cak Nun menjelaskan hisab atau perhitungan di akhirat nanti bukanlah sesuatu yang harus menjadi risiko dalam hidup manusia, melainkan menjadi sesuatu yang harus diharapkan. Menurutnya, manusia membutuhkan hisab Allah.
“Hisab Allah tidak kepada hasil kamu apa atau kamu sarjana misalnya,” kata Cak Nun, dalam video di kanal Youtube CakNun.com.
Lebih lanjut, dia mengatakan apa yang dihisab oleh Allah adalah satu ketepatan niat manusia dalam hidup ini. Kedua, tingkat berjuangnya manusia dalam hidup.
“Sedahsyat apa setotal apa kamu untuk menjalankan hubunganmu dengan Allah dalam kehidupan, termasuk kepada alam dan sesama manusia,” ujar dia.
Dalam Surat An-Naba ayat 27 berbunyi :
اِنَّهُمْ كَانُوْا لَا يَرْجُوْنَ حِسَابًاۙ
Innahum kānụ lā yarjụna ḥisābā. “Sesungguhnya dahulu mereka tidak pernah mengharapkan perhitungan.”
Ayat di atas menjelaskan manusia memang harus mengharapkan hisab Allah, bukan merasa terancam. Sebab, jika manusia berbuat baik belum tentu manusia lain mengakuinya. Jika diperumpamakan, dari seribu manusia, amalan baik belum tentu diakui oleh satu manusia.
“Sementara manusia punya tradisi kalau kamu jelek satu kali, itu diseribukan oleh umat manusia. Bisa di-bully atau dikutuk enggak habis-habis, hanya karena satu kesalahan, tanpa mereka memperhatikan 999 kebaikan,” kata dia.
Sementara Allah, satu serbuk kecil kebaikan saja Allah menghitung. Jika tidak ada hisab Allah, manusia tidak akan benar-benar melihat ke sesama manusia karena manusia cenderung dengan tidak objektif, curang, tidak adil, tidak lengkap pikirannya yang sangat jauh berbeda dengan Allah.
Allah itu detail, lembut, dan agung. Allah melihat semua detail yang manusia lakukan. Cak Nun menyarankan agar hisab dipermudah di akhirat nanti selalu himpun semua niat baik dalam hidup.
“Selalu himpunlah niat, itikad, dan tekad-tekad baik di hidupmu. Syukur Allah ijabahi untuk supaya kita mampu menjadikannya perbuatan dengan tangan kita, kaki kita, mulut kita, dan semuanya. Kalau tidak Allah sudah mencintaimu karena niat baikmu itu,” jelas dia.