REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib, merupakan orang kepercayaan bangsa Arab Makkah dalam memegang otoritas Ka’bah. Ketika Nabi kecil dan baru saja ditinggalkan ibundanya yang wafat, terdapat perlakuan istimewa yang diberikan kakeknya hanya kepada beliau.
Dalam kitab Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam karya Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam dijelaskan, Ibnu Ishaq berkata: “Usai ibundanya meninggal dunia, Rasulullah kecil hidup bersama kakeknya. Abdul Muthalib yang memiliki kursi di Ka’bah belum pernah mempersilakan siapapun untuk duduk di atasnya,”.
Termasuk, tidak ada satu pun dari anak-anak Abdul Muthalib yang berani untuk duduk di kursi yang selalu dekat dengan Abdul Muthalib itu. Lalu saat Rasulullah kecil, beliau datang ke kursi tersebut kemudian duduk di atasnya. Melihat itu, paman-paman Nabi pun berusaha untuk mengambil beliau dari kursi untuk menjauhkannya dari Abdul Muthalib.
Namun kemudian Abdul Muthalib melarang mereka. Nabi kecil tetap berada di atas kursi itu atas perhatian Abdul Muthalib kakeknya. Lalu, Abdul Muthalib berkata: “Jangan larang anakku (Muhammad bin Abdullah) duduk di atas kursi ini. Demi Tuhan, ia kelak menjadi orang besar,”.
Kemudian Abdul Muthalib mendudukkan Rasulullah kecil bersamanya di kursi tersebut. Beliau mengusap punggung dan tangan cucunya. Ia pun nampak senang dengan apa yang telah diperbuatnya kepada Nabi.