REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mayoritas umat Muslim di Indonesia dan Malaysia mengadakan tahlilan untuk mendoakan orang yang baru saja meninggal. Ini biasa dilakukan pada hari pertama kematian sampai hari ketujuh, lalu ada pula yang melakukannya sampai hari ke-40. Beberapa ada yang mengatakan tahlilan dilakukan karena arwah orang tersebut masih ada selama 40 hari.
Pendiri Pusat Studi Alquran (PSQ), Prof M. Quraish Shihab mengatakan arwah seseorang yang baru saja meninggal akan pergi ke alam barzakh. Di alam barzakh, mereka akan menunggu sampai hari kiamat tiba lalu pergi ke padang mahsyar.
“Bisa jadi itu merupakan kesan kita bahwa dia seakan-akan ada. Tidak harus itu. Masa kita harus katakan dia di tengah kita sehingga dia tidak pergi ke alam barzakh? Kita enggak di alam barzakh, kita di dunia,” kata Quraish Shihab dalam video di kanal Youtube Najwa Shihab bertema Bekal Menuju Ilahi : Tanda-Tanda Kematian.
Menurutnya, arwah masih ada selama 40 hari setelah meninggal adalah ucapan atau ungkapan. Ungkapan tersebut untuk menggambarkan suasana selama 40 hari itu seakan-akan dia (yang meninggal) masih berada di sekitar keluarga yang ditinggalkan.
Sementara terkait dengan tahlilan, kata dia itu merupakan budaya. “Iya itu budaya, mau adakan setiap hari boleh, lima hari boleh. Umat Islam di banyak tempat memilih hari ketiga, ketujuh, ke empat puluh,” ujar dia.
Tidak ada larangan untuk melakukan tahlilan. Namun, tidak ada pula anjuran untuk melakukannya. Quraish Shihab mengatakan itu yang menjadikan sementara orang mengatakan karena Rasulullah SAW tidak mengamalkan tidak usah amalkan. Ada pula yang mengatakan apa yang tidak diamalkan Rasulullah SAW tidak harus ditinggalkan.
“Jadi jalan tengahnya yang mau silahkan yang enggak mau silahkan. Paling penting, doakan dia kapan dan dimanapun,” kata dia.