REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kitab Al-Muwattha karya Imam Malik bin Anas merupakan salah satu kitab hadits yang monumental. Kitab tersebut bahkan mendapatkan banyak pujian dari para ulama, termasuk salah satunya dari Imam Syafii.
Dalam buku Fiqh Al-Hadits karya Yusni Amru Ghozaly dijelaskan, Imam Syafii bahkan mewakili salah satu ulama yang memuji kitab tersebut di masa-masa kodifikasi hadits belum begitu gencar. Atau tepatnya sebelum lahir enam kitab induk hadis (kutub al-sittah).
Imam Syafii berkata: “Tidak ada di atas bumi ini kitab yang paling shahih setelah Kitabullah (Alquran), melainkan kitab Malik (Malik bin Anas, yakni Al-Muwattha).
Bahkan setelah kitab Shahih Bukhari lahir, kitab Al-Muwattha masih memiliki tempat di hati para ulama. Al-Qadli Abu Bakar bin Al-Arabi misalnya pernah berkata: “Al-Muwattha adalah pokok dan inti, sedangkan kitab Al-Bukhari adalah pokok kedua dalam disiplin ilmu ini. Dan selain keduanya, semua ulama menyusun kitabnya, seperti Muslim dan Tirmidzi,”.
Pujian dari dua ulama ini jelas telah menegaskan kedudukan kitab Al-Muwattha. Baik sebelum atau sesudah lahirnya kitab Shahih Bukhari.