REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Banyak terdapat kisah-kisah penuh hikmah dan pelajaran berharga yang diriwayatkan dari para sufi terdahulu.
Republika.co.id, mengumpulkan kisah hikmah tiga sufi terkemuka yang bisa dijadikan sebagai pelajaran, yaitu sebagai berikut:
Kebun Belalang Rabiah Al-Adawiyah
Suatu waktu Rabiah al-Adawiyah singgah di sebuah kebun yang penuh dengan ratusan belalang. Dikisahkan, ketika melihat belalang-belalang itu, sufi besar ini berkata: ''Ya Allah, kalau Kau berkenan, berilah makan musuh-musuh-Mu dengan itu. Dan bila Kau berkehendak, beri makan pula para wali-Mu (kekasih-Mu) dengan itu! Rezekiku ada pada-Mu.'' Setelah Rabi'ah berkata begitu, tiada seekor belalang pun hingga di sekitar kebun itu.
Mereka beterbangan. Dan Rabi'ah Adawiyah sholat sehari semalam ratusan rakaat. Ia pernah berkata: ''Aku heran, mengapa mata bisa terpejam padahal aku tahu betapa lamanya tidur di alam kubur.''
Meminta atau Tidak
Dzunnun al-Mishri bercerita, ''Ketika aku tengah duduk beristirahat, dekat seorang lelaki di kota Makkah, datanglah seseorang mendekatinya dengan membawa bungkusan berisi uang.'' Kepada pembawa bungkusan itu ia berkata: ''Tidak, aku tidak membutuhkannya.'' Sekitar waktu isya', kulihat lelaki itu berada di dekat sebuah bukit, meminta sesuatu dari orang itu. Maka aku pun menghampiri dan berkata: ''Mengapa engkau kini meminta sesuatu yang tadi siang tak kau butuhkan? Alangkah baiknya sekiranya engkau tinggalkan perbuatan semacam itu!'' ''Aku tak tahu tadi bahwa aku masih bisa hidup sampai detik ini.'' Katanya menanggapiku.
Musibah Allah
Syuraikh bertutur, 'musibah-musibah yang menimpa adalah musibah ringan, kecuali musibah yang menimba agamaku (imanku). Itulah musibah yang paling besar.' ''Oleh karena itulah, aku memuji Allah dan bersyukur pada-Nya karena pada saat aku tertimba musibah tersebut, aku dianugerahi kesabaran lahir batin, dan aku masih sempat dikaruniai hidayah untuk mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji'un sambil mengharapkan pahala.''
Dan Abu Ishak berkomentar, 'seorang yang diuji Allah dengan suatu musibah, barangkali dengan itu Allah menyelamatkannya dari petaka yang lebih besar. Maka musibah tersebut merupakan sebesar-besar pemberian dan nikmat.'