REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa kebangkitan manusia dari alam kuburnya merupakan sesuatu yang sangat fenomenal. Manusia yang jasadnya sudah hancur lebur bangkit hidup kembali dalam kondisi sempurna untuk kemudian mempertangungjawabkan segala amal perbuatannya.
Tetapi itu hanya dapat diterima oleh orang-orang yang yakin akan adanya hari pembalasan. Sementara orang-orang yang tidak memiliki keimanan tak akan mempercayai akan datangnya hari kebangkitan, hari perhitungan amal, dan pembalasan.
Apakah mungkin jasad yang sudah hancur lebur bisa kembali lagi seperti sedia kala? Secara akal hal itu sulit bisa diterima dan tak bisa diujicobakan dalam laboratorium kimia mana pun.
Jika ada teknologi yang mampu membangkitkan orang mati, tentu sudah banyak ilmuwan yang ingin membangkitkan kembali orang-orang yang telah mati pada masa lalu.
Tetapi tak ada satu pun bangsa yang bisa melakukannya. Tak ada orang yang bisa membangkitkan orang yang sudah mati, kecuali manusia-manusia terbaik pilihan Allah yang karena atas izin dan ridha Allah bisa membangkitkan kembali orang-orang yang sudah mati seperti yang dilakukan para nabi dan rasul.
Dalam buku Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Alquran Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kemenag Agama RI dengan LIPI dijelaskan kehidupan seseorang sangat tergantung pada keberadaan roh, ciptaan Allah. Roh merupakan misteri dan hanya Allah yang mengetahuinya.
Tak ada satu bangsa pun yang mengetahui hakikat roh ini. Sebab roh adalah urusan Allah, bukan urusan manusia. Manusia hanya mengurus badan atau jasad yang telah dimasuki roh.