REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam agama Islam, umat Muslim diajarkan berbuat baik kepada sesama manusia, termasuk mereka yang non-Muslim. Tidak ada larangan bagi umat Muslim berbuat kebaikan kepada non-Muslim, bertetangga, bergaul, bahkan bersahabat selama mereka tidak mengajak kepada hal yang berbau maksiat atau melarang umat Muslim beribadah.
Allah berfirman dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8-9 yang berbunyi
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (8) إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (9)
Lā yan-hākumullāhu 'anillażīna lam yuqātilụkum fid-dīni wa lam yukhrijụkum min diyārikum an tabarrụhum wa tuqsiṭū ilaihim, innallāha yuḥibbul-muqsiṭīn. Innamā yan-hākumullāhu 'anillażīna qātalụkum fid-dīni wa akhrajụkum min diyārikum wa ẓāharụ 'alā ikhrājikum an tawallauhum, wa may yatawallahum fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn
Artinya: [8]. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
[9]. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
Dalam tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia yang ada di laman resminya, kedua ayat tersebut menjelaskan Allah tidak melarang umat Muslim berbuat baik dan berlaku adil. Sebab, kebaikan dan keadilan itu bersifat universal, termasuk kepada orang-orang kafir yang tidak memerangi kamu karena agama dengan menekankan kebebasan dan toleransi beragama dan tidak mengusir kamu dari kampung halaman, karena kamu termasuk yang beriman kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Namun, Allah hanya melarang orang-orang beriman yang menjadikan mereka, orang-orang kafir yang tidak bersedia hidup berdampingan dengan kamu secara damai. Yakni mereka yang memerangi kamu karena agama, tidak ada kebebasan dan toleransi beragama, mengusir kamu dari tempat tinggal kamu. Yang disebabkan pembersihan ras, suku, dan agama, serta penguasaan teritorial, dan membantu pihak lain untuk mengusir kamu karena kerja sama yang sistemik dan terencana. Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, karena kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan, maka mereka itulah orang zalim terhadap perjuangan Islam dan umat Muslim.
Dilansir dalam laman rumahfiqih.com, Ustadz Ahmad Zarkasih menjelaskan Rasulullah SAW juga berbuat baik kepada mereka yang non-Muslim. Ini yang seharusnya dilakukan oleh umat Muslim sekarang, mereka yang mengaku mengampu beban dakwah. Sampaikan kepada orang lain dengan cinta, bukan dengan kebencian.
Dalam riwayat Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda,
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah di manapun kalian berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan. Niscaya ia akan menghapus keburukan tersebut. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.”
Dalam hadits tersebut, Rasulullah tidak mengatakan “pergaulilah saudara Muslim”, melainkan “pergaulilah manusia.” Ini berarti berbuat baik tidak hanya harus ke sesama Muslim, tapi seluruh umat manusia. Siapa pun dia, selama statusnya masih manusia, seorang Muslim wajib berbuat baik kepadanya.
https://www.rumahfiqih.com/fikrah-383-nabi-saw-tidak-anti-kepada-non-muslim.html