REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu sunnah Rasulullah SAW adalah membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali-Imran. Sunnah tersebut termasuk dalam tiga sunnah dalam hadits Ibnu Abbas dalam shahih Al-Bukhari dan Muslim. Hal itu ditegaskan dalam buku Sunnah Rasulullah Sehari-Hari oleh Syaikh Abdullah bin Hamoud Al-Furaih.
“Dia menginap pada suatu malam di rumah Maimunah, istri Rasulullah SAW dan ia adalah bibinya. Aku berbaring di sisi bantal, sementara Rasulullah dan istrinya berbaring di sepanjangnya. Rasulullah SAW tidur hingga pada waktu pertengahan malam atau sedikit sebelumnya, atau sedikit setelahnya, Rasulullah SAW bangun, duduk dan mengusap kedua matanya dengan tangannya. Lalu beliau membaca ayat-ayat penutup surat Ali-Imran, lalu bangkit dan mengambil kantong air yang tergantung, lalu berwudhu menggunakan air tersebut dan memperbagus wudhunya, lalu berdiri dan shalat,” (HR Al-Bukhari : 183 dan Muslim : 763).
Dalam riwayat Muslim no.256, Nabi Muhammad SAW Allah bangun pada akhir malam, lalu keluar rumah dan menatap langit kemudian membaca ayat 190 surat Ali-Imran. Ayat tersebut berbunyi :
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ
Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,”
Dalam riwayat Muslim, terdapat penjelasan apa yang dibaca beliau untuk siapa saja yang hendak mengamalkan sunnah ini, yaitu mulai dari membaca ayat 190 sampai akhir surat Ali-Imran. Rasulullah SAW membaca ayat-ayat ini sebelum berwudhu. Hal ini menjadi dalil bolehnya membaca Alquran dalam keadaan berhadas kecil.