Kamis 29 Oct 2020 17:12 WIB

Benarkah Islam Agama yang Damai? Begini Penegasan Alquran

Alquran menjelaskan prinsip-prinsip Islam sebagai agama damai.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nashih Nashrullah
Alquran menjelaskan prinsip-prinsip Islam sebagai agama damai. Allah/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Apakah Islam agama perdamaian, persekutuan, dan humanisme? Tanyakan pada setiap Muslim dan mereka akan menjawab ya. Tetapi banyak teroris mengklaim Islam sebagai milik mereka. Jadi apa masalahnya? 

Sayangnya, para teroris sedang mengaktifkan korpus kekerasan tradisional yang mungkin berlaku pada suatu waktu dalam sejarah, tetapi tidak lagi mendapat tempat saat ini di dunia modern. Kita pasti bisa menjadikan Islam sebagai agama damai, dengan menonjolkan dimensi humanistiknya, sejarah toleransi dan hidup berdampingannya, pencerahannya, keterbukaannya, dan etikanya.

Baca Juga

Damai dalam Islam adalah aturan penting. Perang adalah pengecualian yang ditentukan kebutuhan. Fakta sepele, tapi sangat simbolis: kata damai dalam budaya Muslim adalah salah satu asma Allah SWT bernama as-salam. Oleh karena itu nafas yang sakral, yang ilahi yang menyertai istilah ini ketika diucapkan, dinyanyikan, atau disampaikan.  

Seorang Muslim mengulang kata as-salam sekitar sepuluh kali, seratus kali, atau bahkan lebih, setiap hari. Ini untuk mengatakan betapa besar kecenderungan Muslim untuk menyambut, mendekati orang lain, apa pun identitas dan agamanya. Kedamaian kemudian menjadi kondisi pikiran yang permanen dan terbuka. 

Sejak awal, Islam mendefinisikan dirinya sebagai Agama yang lembut (al-hanafiyah as-samhah), menjadikan toleransi sebagai nilai utama. Oleh karena itu, perpindahan Islam di ruang geografis bukanlah penetrasi kekerasan dan agresif. Selain itu, orang-orang yang masuk Islam tetap mempertahankan adat istiadat dan kebiasaan mereka, dan tidak ada yang berubah bagi mereka. 

Di sisi lain, mereka menemukan dalam Islam sesuatu yang membawa mereka lebih dekat satu sama lain, jembatan antarmanusia, yaitu mengatakan kemanusiaan mereka (atau basyariyyah) diekspresikan dalam istilah as-salam, formula ajaib atau ketuhanan yang melembutkan hati dan meredakan ketegangan.

photo
Ilustrasi umat Muslim. (ANTARA/Zabur Karuru)

Hal ini membuat sulit untuk memisahkan perdamaian dan Islam. Damai adalah Islam itu sendiri. Islam adalah perdamaian itu sendiri. Allah SWT lebih menyukai perdamaian daripada perang:

وَالصُّلْحُ خَيْرٌ ۗ وَأُحْضِرَتِ الْأَنْفُسُ الشُّحَّ ۚ وَإِنْ تُحْسِنُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا

"Dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan istrimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.“(QS an-Nisa' [4]: 128).

Secara umum, semua manusia lebih menyukai kedamaian secara alami. Itulah sebabnya semua sistem sosial, termasuk yang mendasarkan filosofi mereka pada kontradiksi dan konflik, mencoba menjanjikan perdamaian abadi dari waktu ke waktu.

Alquran dengan tegas mencela perang apa pun yang tidak diperlukan untuk mempertahankan jalan Allah dan menyelamatkan orang-orang dari cengkeraman setan: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan.  Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS al-Baqarah [2]: 208).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement