REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nabi Sulaiman AS adalah seorang nabi yang dapat berbicara dengan hewan. Pasukannya tidak hanya terdiri dari golongan manusia, ada pula jin dan angin. Selama hidupnya, Nabi Sulaiman bertemu dengan beragam kaum, termasuk Ratu Bilqis. Selain Ratu Bilqis, ada seorang pemuda yang waktu bertemunya tak bisa ia lupakan.
Dijelaskan dalam buku Dahsyatnya Do’a Ibu oleh Ustaz Syamsuddin Noor, Al-Yafi’I berkata, Allah telah mewahyukan Nabi Sulaiman AS bin Daud AS “Keluarlah ke tepi laut, di sana engkau akan melihat sesuatu yang luar biasa.”
Mendengar itu, maka keluarlah Nabi Sulaiman beserta pasukannya. Dia terus berjalan mengelilingi samudra. Saat berjalan, tiba-tiba datang gelombang samudra yang amat dahsyat. Lantas, dia menyuruh angin untuk menahannya dan gelombang pun reda.
Setelah itu, Nabi Sulaiman AS tibalah di tepi laut yang Allah tunjukkan. Dia menoleh kemana pun, tak ada satu pun yang aneh. Maka, ia menyuruh jin untuk menyelam di laut dan membawa apa yang ajaib di dalamnya. Menyelamlah jin Ifrit, sesaat ia kembali ke darat dan tidak menemukan apapun. Kemudian, ia menyuruh jin Ifrit lainnya untuk menyelam dan jin tersebut kembali dengan tangan kosong.
Karena bingung, Nabi Sulaiman bertanya kepada Aashif bin Barkhiya, seorang yang memiliki ilmu langsung dari Allah. “Wahai Barkhiya, cobalah bawakan kepadaku apa yang ada di dalam laut ini,”
Seketika Barkhiya berdoa kepada Allah dan terpancarlah sebuah cahaya yang berasal dari dasar laut. Munculah sebuah kubah yang terbuat dari mutiara putih berpintu empat dari intan permata, batu yaqut, mutiara, dan zabarjad hijau.
Begitu melihat kubah itu, Nabi Sulaiman sangat kagum dan berdoa kepada Allah agar bisa membuka kubah itu. Atas izin Allah, pintu kubah terbuka. Tidak ada setetes air pun yang masuk di dalam kubah itu. Tiba-tiba di tengah kubah terlihat seorang pemuda berpakaian bersih, berwajah tampan, dan sedang berdiri dalam shalatnya.
Nabi Sulaiman AS masuk dan memberi salam kepada pemuda itu. Dia bertanya apakah pemuda itu seorang manusia atau jin dan mengapa tinggal di kubah. Lalu pemuda menjawab, “aku seorang manusia. Dahulu, ayahku lumpuh dan ibuku buta. Tidak ada yang merawat mereka selain aku. Maka aku yang merawatnya selama 70 tahun.”
Ketika ibu pemuda itu akan meninggal, dia berdoa kepada Allah agar anaknya diberikan umur yang panjang dan taat kepada Allah. Serta limpahkan sifat qana’ah dan dijadikan seorang pemuda itu tetap taat di tempat yang jauh dari setan.
Sejak kematian kedua orang tuanya, pemuda itu keluar pergi ke tepi laut ini. Tiba-tiba dia melihat sebuah kubah dan mencoba masuk ke dalamnya. Saat memasuki kubah, datanglah seorang malaikat membawa kubah dan meletakkan di dasar laut.
Pemuda ini hidup di zaman Nabi Ibrahim AS, jika diperkirakan, usianya mencapai ribuan tahun. Namun, keadannya tetap muda dan tidak ada sehelai uban pun tumbuh di kepalanya. Selama di kubah, makanan selalu datang yang dibawa dari burung dari seluruh dunia.
Mendengar penjelasan pemuda itu, Nabi Sulaiman mengajak pemuda itu untuk tinggal bersamanya. Namun, pemuda itu menolak. “Kembalikan saja aku ke tempatku semula,” kata pemuda.
Maka Nabi Sulaiman AS berpamitan dengan laki-laki itu dan menyuruh Aashif untuk mengembalikannya ke tempat semula.
Dari kisah tersebut dapat dipetik hikmah, Allah telah menerima doa kedua orang tua yang begitu dahsyatnya. Oleh karena itu, sebaiknya hati-hati dari melakukan perbuatan yang dapat menjerumuskan ke sikap durhaka terhadap ibu dan ayah.