REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada saat berjalan bersama, Abu Hurairah dan Rasulullah SAW melihat seorang lelaki sedang dalam kondisi lemah. Melihat keadaan lelaki tersebut, Rasulullah segera mendekati seraya menanyakan keadaannya.
Ternyata, seorang lelaki tersebut sedang kesakitan karena terserang penyakit. Seperti dikutip dari buku Tawa ala Rasulullah: 101 Canda dan Tawa Muhammad, Rasulullah kemudian berkata kepada lelaki tersebut, “Maukah kamu aku ajari beberapa kalimat yang dapat menghilangkan sakit dan penyakit darimu?”
Lelaki yang kesakitan itu justru menjawab, “Aku sudah merasa cukup senang ketika aku menjadi saksi hidup dalam perang Badar dan perang Uhud bersama engkau.”
Rasulullah pun tertawa mendengar penuturan orang tersebut seraya bertanya, “Apakah setiap orang yang ikut perang Badar dan perang Uhud merasakan seperti apa yang dirasakan orang fakir yang mau menerima keadaannya seperti ini?”
Abu Hurairah kemudian menimpali, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kalimat-kalimat tersebut kepadaku.” Lalu Rasulullah berkata, “Wahai Abu Hurairah, ucapkanlah,
توكلت علي الحي الذي لا يموت الحمد لله الذي لم يتخذ ولدا ولم يكن له شريك في الملك ولم يكن له ولي من الذل وكبره تكبير
"Tawakkaltu ‘alal hayyi alladzi la yamutu wal hamdu lillahi alladzi lam yattakhidz waladan walam yakun lahu syarikun fil mulki walam yakun lahu waliyyun mina adz-Dzulli wa kabbirhu takbiran."
Artinya: “Aku bertawakkal kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati. Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.
Beberapa hari kemudian Rasulullah mengunjungi Abdu Hurairah dan saat itu keadaannya telah membaik setelah sebelumnya sempat menderita sakit. Lalu Abu Hurairah berkata, “Wahai Rasulullah, aku masih mengucapkan kalimat-kalimat yang telah engkau ajarkan kepadaku”. (Tafsir Ibnu Katsir vol. 3, hal. 71).