Jumat 23 Oct 2020 14:13 WIB

Putin: Erdogan Memang Tampak Keras, Tapi Ia Fleksibel

Putin mengakui Rusia dan Turki beda pandangan soal konflik di Nogorno Karabakh.

Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP Photo
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui Rusia dan Turki beda pandangan soal konflik Nagorno Karabakh yang melibatkan Armenia serta Azerbaijan. Oleh karena itu, kata Putin, kedua pihak harus mencari langkah kompromi.

"Erdogan memang terlihat keras, tapi ia politisi yang fleksibel dan partner yang dapat diandalkan buat Rusia," ujarnya seperti dilansir Daily Sabah, Kamis.

Baca Juga

Putin berharap AS akan membantu Rusia mencari solusi atas ketegangan yang terjadi di Kaukasus. Moskow sendiri yakin bahwa sedikitnya 5.000 orang tewas dalam pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah Nagorno Karabakh.  "Banyak jumah korban di antara kedua belah pihak, lebih dari 2.000 dari masing-maisng pihak," ujar Putin dalam sebuah pertemuan Valdai Discussion Club.  

Pihak Nagorno Karabakh yang pro Armenia menyebut 874 personel militer terbunuh sejak 27 September. Sementara Azerbaijan mengatakan, 61 warga sipil terbunuh dan 291 terluka. Namun, Baku tak mengungkap berapa jumlah personel tewas dari militer.

Rusia memiliki perjanjian khusus dengan Armenia. Moskow telah mencoba memediasi Azerbaijan dan Armenia. Namun dua gencatan senjata yang disepakati berakhir gagal. Sementara itu, Turki berulangkali menegaskan posisinya yang mendukung Azerbaijan. Ankara siap mengirimkan tentaranya jika diminta. Bagi Turki, perdamaian hanya mungkin terjadi jika Armenia hengkang dari Nagorno Karabakh yang merupakan wilayah Azerbaijan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement