REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senjata Ottoman paling awal yang tercatat adalah panah Turki yang ditembakkan dari atas kuda. Ini adalah senjata yang kemudian memegang peranan penting baik di pertempuran darat maupun laut di abad ke-16, bahkan jika nantinya para ksatria kehilangan kemampuan menembakkannya dari atas kuda yang sedang berlari cepat.
Colin Imber dalam bukunya Kerajaan Ottoman: Struktur Kekuasaan Sebuah Kerajaan Islam Terkuat dalam Sejarah menagatakan, pada tahap tertentu, Ottoman juga mengadopsi panah bersilang yang mungkin digunakan dalam benteng-benteng. Selambatnya pada awal abad ke-17, hukum bagi para janissari mencatat satuan janissari masih mempertahankan sim panah senjata-senjata ini.
Sebagai tambahan untuk busur, pasukan Ottoman membawa beragam senjata. Spandounes menggambarkan azab yang membawa busur, pedang, tameng, dan beberapa kapak kecil.
Para penyerang digambarkan menggunakan pedang dan tameng kecil. Pada pertengahan abad ke-16, Bartholomaeus George VI dari Hungaria melengkapi mereka dengan lembing, tombak, panah, dan gada besi.
Kavaleri pemegang timar tampaknya telah terbiasa menggunakan pedang pendek dan ini bertahan hingga abad ke-18. Pasukan-pasukan ini kemungkinan menggunakan beragam jenis senjata karena hukum mengharuskan mereka membawa peralatan perang sendiri. Oleh karenanya, mereka akan bergantung pada apa yang dapat dihasilkan para perajin lokal dan yang tersedia di pasar lokal.